Kemarin saya menonton sekuel James Bond, Skyfall. Jujur
saya bukan termasuk dalam deretan pecinta sejati James Bond sebenarnya. Setiap
kali ada tayangan film itu di televisi, saya menontonnya dengan datar-datar
saja. Bahkan untuk edisi lamanya, saya memandangnya sekedar sebagai ‘film
lama’. Betapapun diperlihatkan Bond menggunakan banyak alat-alat canggih, tetap
saja bagi saya dia adalah film yang secara aksi terlihat ‘lama’ di mata saya.
‘Kelamaan’ ini tidak membuat saya ‘terkait’. Saya sekedar seneng-senengan
membandingkan antara pemeran Bond yang satu dengan yang lain. Dan dari sederet
pemeran Bond versi lama, saya paling suka oom Sean Connery. Lepas dari pendapat
media yang menyebut Roger Moore dan satu nama lain; saya lupa; lebih pantas,
bagi saya Connery paling pas. Saya suka gaya klimis rambut hitamnya. Saya suka
bangun tubuhnya. Ukuran tubuhnya pas. Saya suka sorot matanya yang menurut saya
terkesan cerdas, sekaligus cukup playboy jika digabungkan dengan senyumnya.
Pokoknya dia yang menurut saya paling pas. Tapi teman saya membantah. Dia
bilang saya memenangkan Connery karena memang dari awal saya suka dia. Teman
saya mengingatkan bahwa saya pernah memenangkan Connery diatas Richard Gere
waktu film First Knight. Saya katanya juga oke-oke saja ketika Connery yang
sudah beruban berpasangan dengan Zeeta Jones di Entrapment, tapi protes ketika
Brosnan pamer otot perut berpasangan dengan Salma Hayek di satu film (lupa
judulnya). Padahal jelas-jelas si oom Brosnan itu masih berpanel-panel bidang perutnya, tetap saja saya tidak sreg. Saya mesam mesem mendengar protes teman
saya. Ehmmmm benarkah begitu? Hehehehheeh .... berarti saya aslinya ngefans
sudah ngefans dengan si oom Sean Connery itu yaaaaaa..... ?
Balik ke Bond deh. Jujur sebenarnya dulu saya benci film
itu. Saya juga menganggap terlalu lebay
ketika media selalu ramai memberitakan prediksi dan tebakan siapa pemeran Bond
selanjutnya. Saya juga mencibir ketika Brosnan yang di benak saya lekat dengan
Remington Steele terpilih menjadi salah satu Bond. Waktu itu saya geli
membayangkan Bond yang sangat laki-laki itu diperankan oleh si resik
feminin Mr. Steele. Kayak apa? Lha tapi ternyata kesinisan saya tidak terbukti.
Brosnan ternyata bisa bertahan menjadi tokoh lelanange jagad itu. Lalu saya
berkesimpulan ada garis merah antara Bond dan Steele dalam kasus Brosnan ini,
yaitu keduanya sama-sama ‘bertugas’ dalam kostum jas yang licin. Cuma beda
sedikit. Kalau Steele mengeluhkan kekhawatiran jasnya rusak bahkan ketika baru
mulai berlari mengejar penjahat, maka Bond bisa bertinju dengan lanyah tanpa perlu membuka jasnya. Dan
jika jas itu kotor ataupun koyak palingan dia cuma menepuk-nepuknya sebentar.
Saya juga sempat membenci Bond karena bagi saya dia
terlalu sempurna sebagai seorang laki-laki. Yang begitu cuma ada dalam khayalan
saja. Tapi bukankah semua orang berkhayal? Nahhhhh mungkin karena itu tokoh
Bond tercipta dan langgeng. Dia adalah sosok yang semua laki-laki ingin
menjadi. Laki-laki mana yang tak kepingin menjadi sosok yang ganteng, pinter,
berduit, dan bertubuh prima baik secara bentuk maupun kekuatan. Selalu bisa
diandalkan dan bertindak tepat. Dan dalam setiap aksinya selalu diekori oleh
yang cantik jelita. Hayoooooo, adakah laki-laki yang tak ingin menjadi sesempurna
itu? Saya yakin setelah selesai menonton aksinya banyak laki-laki yang paling
tidak berpikir ‘enak ya kalau jadi dia, bisa ini itu ...’. Dan yang perempuan
juga tak kalah ngayalnya.... Andai
punya laki-laki sehebat itu di sisi ....ehmmmmm amboi betapa tentram dan damai
dunia ini... Hahahahaha ..... Ya ya ya .... Bond mewakili khayalan banyak
orang. Khayalan tentang manusia lelanange jagad. Dan sebagai lelanange jagad
maka sah sah saja kalau dia womanizer ...Ehmmm ... sah kan ya? Lha wong yang
ditaklukkan juga tak merasa keberatan kok. Lihat saja, sudah begitu banyak ‘penaklukan’
dan rasanya tak ada yang memprotes. Malah para aktris itu rata-rata bangga
begitu terpilih sebagai gadis Bond. Karena itu artinya dia setara dengan sang
lelananging jagad. Amboi......
Tapi sekarang saya merasa Bond agak membumi. Rasanya
sejak Daniel Craigh. Entah apakah Daniel Craigh-nya ataukah memang ceritanya
yang sedikit berubah sehingga saya sampai mempunyai kesan seperti itu. Awalnya
saya tidak terlalu tertarik menonton Casino Royale, dan berangkat nonton juga lebih
karena terbawa euphoria. Di awal saya tertawa-tawa melihatnya berlari kian
kemari tanpa lelah dan badannya bisa mental seperti bola bekel ketika
ditimbukkan ke lantai keras. Sampailah ketika dia menangisi Vesper yang mati
tenggelam. Hati saya tersentuh. Itu adegan yang biasa saja sebenarnya jika ada
di film yang lain. Toh Vesper meninggal dengan gaya dan cantik sekali. Tapi itu
jadi lain karena yang merasakan ‘kehilangan’ itu si James Bond, sang lelanange
jagad ..... hehehheeh.... Saya jadi terkesannnnnnnnnnn sekali ...... Sekuel
selanjutnya, Quantum of Solace, saya tidak menonton di bioskop dan pas diputar
di televisi juga tidak sampai setengah jalan sudah tertidur. Tapi seorang teman
sempat berkata pada saya Bond yang sekarang lebih ‘manusia’ dibanding dengan
yang dulu-dulu. Berarti paling tidak saya tak terlalu salah kali yaaaaa....
Nah, kemarin ketika berangkat menonton Skyfall saya
berharap menemukan kesan yang paling tidak mirip dengan kesan terhadap Mr.
Bond, James Bond di Casino Royale. Dannnnnnn saya senang karena ketemu yang
seperti itu juga. Saya senang melihat kantung mata dan kerut-kerut di kening si
lelanange jagad ini. Menurut saya kantung mata dan kerut-kerut di wajah Daniel
Craigh lebih ‘parah’ dibanding para pendahulunya. Justru disitu saya jadi
menemukan ‘kemanusiaannya’. Saya juga senang sekali melihatnya menangis ketika
M meninggal dalam pelukannya. Juga menyenangkan melihatnya berdiri memandangi
kota dengan sentimentil setelah pemakaman M. Aiihhhhhh .... sungguh dia manusia
biasa...... Ini tetap membuat saya senang dan mengabaikan betapa dia masih
laki-laki yang dengah gaya ‘menaklukkan’ si cantik jelita berbadan lencir di scene
yang lain....... ahahahaaha.....
Ah Bond, satu lagi yang membuat saya terkesan. Jasnya.
Ehmmmmm ..... lihat, betapa gayanya dia bertinju di atas kereta dengan jas
ketat tanpa merasa geraknya terbatas. Lihat juga bagaimana dia bisa berdiri tegak
dengan satu tangan di saku celana di atas perahu yang tengah berjalan dengan
jas yang melekat sempurna. Lihat garis celananya ketika dia berjalan .......
Sungguh saya baru dua kali terkesan dengan jas yang dipakai oleh seorang aktor
dalam film. Yang pertama jas dan hem-hem yang dipakai Ryan Gosling di The Ides
of March. Dan yang kedua ya jas yang dipakai Bond di Skyfall. Sungguh saya
punya pertanyaan besar dalam benak saya. Siapa penjahit jas yang begitu
mempesona itu? Hehehehheehhe .......
I’m Bond, Mrs. James Bond. ........ nah lho ...... pasti si James Bond langsung pingsan..... wkwkwkwkwkwkwk