Minggu, 19 September 2010

Lebaran :D

Lebaran. Ehmmmmm .... kalau dengar kata itu rasanya banyak hal terlintas di benak saya. Satu yang paling cepat muncul adalah mudik. Iya ga? Jujur sebenarnya saya agak-agak 'gimana' dengan tradisi yang satu ini. Saya sendiri juga melakukannya karena saya adalah penghuni kos. Jadi kalau tidak mudik waktu lebaran ehmmmmm bakal jadi satpam untuk rumah ibu kos. Dan jujur juga neh, bahwa saya selalu merasa tak nyaman begitu menemui begitu banyak manusia di terminal dengan segala macam bawaannya. Saya mesti berebut untuk bisa masuk ke dalam lebih dahulu dari orang lain demi sebuah kursi. Dan namanya juga rebutan, jadi pastilah ada insiden dorong-mendorong dan seringkali orang melakukan segala cara untuk jadi pemenang. Termasuk di dalamnya menyikut, mendorong, dan mendesak saya ... hehehheeheheh ..... Sialnya saya tidak punya badan yang cukup besar untuk membalasnya. Lagipula saya kok merasa tidak enak hati untuk membalas perlakuan itu. Bukannya sok baik hati, cuma tidak sudi memancing keributan di suasana yang dari sononya sudah ribut ini. Paling banter yang saya lakukan adalah melotot sambil protes.

Nah begitu sudah berhasil dapat kursi dan bis berjalan tak berarti perjalanan menjadi nyaman. Ada macet akibat jutaan manusia tumplek blek di jalan. Dan tidak semua dari mereka berhati-hati dan disiplin dalam berkendara dan memakai jalan raya. Ada mobil yang bergoyang dombret, mungkin sopirnya sedang lelah tapi tetap memaksakan diri karena perjalanan belum selesai. Ada pengendara motor yang tidak cuma mengajak banyak nyawa sekaligus, tapi juga berlagak seperti punya nyawa rangkap. Ada penumpang yang menyetop bis, memaksa naik kendati jelas seluruh kursi sudah terisi. Dan sialnya awak bisnya juga menerima karena itu berarti rupiah. Yang terakhir ini selalu membuat saya sangat-sangat jengkel. Tidak hanya pada awak bisnya tapi juga pada penumpangnya. Saya merasa awak bis tidak memperlakukan penumpang tsb dengan adil. Si penumpang membayar penuh, tapi tak mendapatkan kursi yang seharusnya menjadi haknya. Mereka harus berdiri atau duduk di atas box mesin yang pasti panas rasanya. Dan sebalnya si penumpang rela-rela saja. Pada mudik lebaran tahun ini saya mendapati seorang ibu yang memaksa naik dan rela berdiri di dalam bis Patas yang saya tumpangi. Dan sungguh saya sebal pada ibu itu karena dia membawa balita yang tentu saja tak akan kuat berdiri di dalam bis yang berjalan. Herannya si ibu tidak menggendong atau seharusnya paling tidak memegangi balita tsb. Saya yang semula berniat menampung si balita di kursi saya jadi sangat sebal dan menunda menolong si balita. Jahat ya? Maaf, tapi sungguh saya jengkel dengan perilaku si ibu. Saya menunda untuk memberi waktu si ibu dan awak bis sadar akan apa yang sudah dilakukannya. Sepertinya si kondektur menyadarinya, terbukti kemudian dia memberikan sebuah cushion agar si ibu bisa duduk di lantai bagian depan bis sambil memangku si balita. Tapi muka saya sudah kadung masam ..... hehehehehhhhe...

Pasti cerita saya di atas cuma sebagian kecil dari insiden waktu lebaran. Sebab masih ada bis ekonomi dan kereta api yang mengangkut penumpangnya dengan cara yang kurang manusiawi. Untung si penumpang lagi merasa butuh jadi terpaksa rela-rela saja diperlakukan seperti itu. Seorang teman dengan sabar berkata,”ya ini kan dalam rangka lebaran ....ya dinikmati saja deh.” Arggggg ..... apa hubungan lebaran dengan perlakuan kurang manusiawi coba?! Teman saya cuma senyum-senyum. Sebagai perantau yang tinggal di ibukota dan selalu mudik waktu lebaran dia mengaku menganggap segala tetek bengek itu sebagai seninya mudik lebaran. Dan dia mengaku bisa menikmatinya. Ehmmmmm ..... entahlah. Saya jadi curiga barangkali cuma saya yang menggerundel untuk masalah ini ....... Toh seorang teman kantor selesai mudik ke ibukota yang menjadi kampung halamannya terbukti dengan bangga menunjukkan kepada saya rekaman perjalanannya. Di ponselnya saya bisa melihat bagaimana istri dan tiga orang anaknya tidur di bangku dan lantai kereta ekonomi ..... Saya cuma bisa meneguk ludah ketika dia berkilah, “Ya mampunya naik itu, Mbak. Jadi ya dinikmati saja.”

Lebaran. Ehmmmmmm .... bagi saya waktunya makan enak di rumah orang tua. Dan semua yang disediakan oleh ibu saya terasa lebih enak karena dinikmati setelah sebulan berpuasa. Jadi lebaran adalah saat balas dendam .... hehehheehhee .... Jujur ini! Saya termasuk golongan orang-orang yang memakan apapun yang tampak saat lebaran. Beruntung ibu saya selalu memasak sesuatu yang istimewa saat lebaran, tidak saja untuk menjamu tamu yang datang, tapi juga untuk anaknya yang 'kelaparan' ini. Alhasil, saya bisa makan enak dari malam takbiran sampai sebelum balik ke kos...... alhamdulillah ..... Menunya bisa macam-macam, seperti opor, kare, gulai, sop buntut, rendang, ayam bakar, gurami bakar, bakso solo, bali, rawon ..... dan lain-lain .... Dan begitu kembali ke kos ada saja teman yang berkomentar, “ Wah pipimu berisi tuh...” hhheheeehhehe .......

Ahhhhhh lebaran ..... Kemarin seorang teman kantor yang lain mengeluh tak punya uang sementara tanggal gajian masih jauh. Ehmmmm .... katanya hal yang tidak disukainya pas lebaran adalah budaya konsumtifnya. Beli baju barulah. Belanja kue, minuman, dan makananlah. Seorang teman yang mendengar keluhannya menyanggah dengan bilang, “Ah kan cuma setahun sekali... tak apalah sekali-sekali konsumtif. Angpaonya anggap saja shodaqoh.” Yang disanggah tetap sedih mukanya ... hhehehehehe.... Ahhh saya jadi teringat satu hal. Angpao. Ehmmmm ini satu hal yang ditunggu-tunggu banyak anak Indonesia saat lebaran. Bahkan keponakan saya yang belum paham benar pecahan mata uang pun selalu kegirangan ketika mendapatkan angpao dari siapa saja. Dulu ketika masih sangat kecil begitu terima angpao dia akan selalu 'menyetorkannya' pada ibunya. Sekarang dia sudah punya dompet sendiri untuk menyumpannya. Dan lucunya ketika saya tanya berapa uang yang didapatnya, dia tidak bisa menjawab karena memang belum tahu soal uang. Paling-paling dia akan mengeluarkan uang-uang itu dan meminta si ibu untuk menghitungnya ... hheheheheehe ....

Lebaran , lebaran ..... ehmmmmm kayaknya lebaran dan liburan tak jauh beda ya .... dan memang itulah yang terjadi... paling tidak walau banyak orang mengeluh harus bekerja ekstra karena sang PRT yang biasanya bertindak sebagai asisten sedang pulang kampung, tapi lebaran tetap saja liburan buat saya. Sebenarnya sebelum libur dimulai saya berniat mengerjakan beberapa pekerjaan kantor selama libur lebaran dan sudah siap menggendong laptop saya ke kampung halaman. Tapiiiiiiiii ehehehehhe otak saya sulit sekali diajak bekerja sama waktu liburan .... apalagi ada keponakan-keponkan yang menyenangkan untuk diajak bergulat ..... Jadi ...ehehehehehe maaf .....

Lebaran ... lebaran .... ehmmmm .... minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin yaaaa.....

Jumat, 03 September 2010

Iklan Favorit

Seorang teman pernah bilang bahwa jika televisi sudah mulai dibanjiri tayangan iklan sirup itu tandanya bulan Ramadhan segera datang. Rasanya teman saya benar. Iklan sirup segala rupa yang tampak begitu nikmat (walau sebenarnya ya begitu-begitu saja rasanya) wara-wiri lebih sering menjelang, selama, dan setelah Ramadhan. Demikian juga dengan iklan obat mag, kue, dan suplemen. Ehmmm jujur kadang itu menjadi godaan bagi saya di siang hari ketika tengah kehausan ... hehehheheeh ....

Sebagai penikmat iklan, saya selalu senang ketika ada event besar di depan mata. Sebab banyak perusahaan membuat iklan baru dengan tema yang sesuai event tersebut. Dan ini menurut saya bukan cuma sekedar tontonan jeda yang menyenangkan. Sering saya membayangkan kesibukan di balik tayangan iklan tersebut. Tidak cuma dalam hal pembuatannya, tapi juga soal penggalian ide. Pasti hal yang jauh dari sederhana. Dan sungguh saya sangat tertarik dengan dunia itu. Saking tertariknya saya pernah mengirimkan lamaran menjadi copywriter lho .... ahhaahhaha ... padahal asli saya tidak punya bekal apapun dalam bidang itu. Alhasil ditolak lamaran saya tak terdengar kabar beritanya sampai sekarang ...ahahahaha....

Balik ke soal iklannya. Di bulan Ramadhan tahun ini ada satu iklan yang saya sangat suka. Materi gambarnya sebenarnya biasa-biasa saja. Tapi kontennya yang menurut saya menyentuh. Sebenarnya sembari mengetik tulisan ini saya berusaha mengingat-ingat nama produk atau perusahaannya. Tapi sayangnya kok ya belum ingat. Begini deh ... itu iklan bercerita soal ketulusan. Jadi ceritanya ada seorang ekeskutif muda, sebutlah seperti itu, akan ke masjid untuk acara berbuka puasa bersama. Pas hujan, dia tak ada payung. Jadi dipanggilah seorang anak yang menyewakan payungnya. Dan terjadilah tawar-menawar. Si anak minta 3 ribu untuk jasanya, si eksekutif muda menawar dengan gigih untuk jadi 2 ribu. Akhirnya si anak dengan penuh senyum setuju dengan angka 2 ribu. Jadilah dia riang berhujan-hujan dengan kaos Del Piero-nya mengiringi si eksekutif muda berpayung menuju masjid. Nah pas sampai di masjid dan giliran membayar jasa yang 2 ribu itu, si eksekutif muda merogoh-rogoh semua sakunya dan ternyata dompet tak ditemukan alias tertinggal di kantor. Dan si Del Piero memaklumi itu dengan wajah yang tetap penuh dengan senyum dan berkata,”Lain kali saja deh, Pak.” Lalu berlalu tanpa sakit hati, sementara si eksekutif muda berdiri masygul.

Sungguh saya jatuh cinta dengan iklan itu. Tanpa gambar dan trik yang spektakuler, dia berhasil menohok saya. Saya benar-benar suka senyum polos si anak, juga dari awal (sejak pertama kali lihat) sudah jengkel dengan ketegaan si eksekutif muda yang menawar harga jasa yang cuma 3 ribu perak itu. Setiap kali melihatnya, saya selalu berpikir betapa malu dan menyesalnya jika kita berada di posisi si eksekutif muda. Apalagi melihat wajah polos penuh senyum si anak yang tak marah ketika jasanya ditawar dan tetap riang-riang saja ketika ternyata klien yang tadi sudah gigih menawar ternyata tak sanggup membayar sesuai kesepakatan. Ehmmmmmm ..... entah mengapa saya selalu ikut malu dan menyesal bersama si eksekutif muda setiap kali menonton iklan tersebut. Juga diam-diam berdoa semoga tidak pernah mengalami hal itu. Atau kalau toh ditakdirkan mengalaminya, saya berharap saat itu orang seperti anak itulah yang saya hadapi ..... eehehhehehehehe ... pengen aman maksudnya ...

Jadi, itulah iklan favorit saya Ramadhan ini. Cuma sayangnya, sampai saya selesai menulis ini, tak juga saya ingat produk atau perusahaan yang membuatnya ..... Tapi walau tak ingat begitu tetap saja dua jempol tangan dan dua jempol kaki saya acungkan buat iklan tsb .... i love it ..........