Senin, 29 Juni 2015

Mengurai Benang Kesalahan ....

Beberapa tahun yang lalu seorang teman mengajarkan merajut dengan haken atau bahasa bulenya crocheting kepada saya. Langsung deh jatuh cintrong sayanya. Saya termasuk manusia yang mencintai warna, plus cenderung norak dalam hal ini. Dan crocheting membuat saya bergaul rapat dengan benang aneka warna. Pas deh! Jadilah saya asyik mengkait-kaitkan benang warna-warni dengan haken. Kadang hasil akhirnya berupa benda yang bisa digunaka, tapi tak jarang pula hasilnya putus di tengah jalan karena macam-macam alasan, termasuk salah satunya tak menemukan benang dengan warna yang sama dan juga bosan. Nah, susah kalau alasan bosan yang membuat sebuah proyek merajut cuthel di tengah jalan. Tapi ya bagaimana lagi, wong memang pada dasarnya hobi dan prinsipnya digunakan untuk mengalihkan fokus dari hal rutin ke hal lain dengan maksud rekreasi alias refreshing.

Tempo hari saya membaca di salah satu harian bahwa seorang mantan aktris Hollywood yang kini menekuni olah raga yoga juga merupakan pehobi merajut. Diajatuh cinta pada merajut juga tak sengaja. Katanya, sesuai yang saya ingat dan semoga masih akurat, suatu hari dia berada di satu wilayah di Amerika sana dan entah mengapa terdorong masuk ke dalam semacam toko kecil yang tampak dari luarnya tenang. Didorongnyalah pintu toko itu dan masuk sesuai kata hatinya. Saat itulah dia mendapati beberapa perempuan dengan benang dan haken di tangan, merajut dengan tenang. Mereka memberikan senyum ramah begitu melihatnya masuk. Hari itu juga dia belajar merajut dan mencintainya. Saat itu dia sudah menjadi guru yoga dan mempunyai sanggar sendiri. Katanya, merajut merupakan salah satu bentuk meditasi untuknya. Karena dalam merajut ada fokus, juga latihan kesabaran. Aih aih ..... Saya sepakat soal fokus dan latihan kesabaran. Tapi soal meditasi, ehmmm...  saya tak tahu. Mungkin ada benarnya. Karena selama ini saya juga tak bisa merajut sambil mengoceh. Mulut saya selalu tak aktif ketika merajut, pun jika itu bersama teman. Sementara pikiran saya memang tak selamanya berfokus pada rajutan. Seringkali jika itu merupakan pola berulang maka pikiran saya terbang kesana-kemari. Ya, kesana-kemari, tapi dengan alur yang lambat. Tak grusa-grusu karena emosi. Mungkin karena begini maka disebut sebagai latihan kesabaran. Ehmmmm tapi mungkin juga karenanya si aktris dan guru yoga itu sekaligus menyebutnya sebagai satu bentuk meditasi. Mungkin pada orang-orang seperti dia pikiran yang pada saya melambat bisa berbentuk lain, berefek lebih besar. Ya ya ya, masuk akal sih.

Gara-gara si aktris sekaligus guru yoga itu memaknai merajut begitu rupa dan dalam, saya jadi terpancing juga untuk berpikir lebih dalam mengenai merajut. Dan saya menemukan pemaknaan saya. Satu hal dalam merajut adalah tak ada kesalahan yang sungguh fatal dan tak bisa diperbaiki. Sepertinya ini hal yang baru saya sadari akhir-akhir ini. Dalam merajut tak perlu takut salah. Kenapa? Karena jika salah pun si benang dapat diurai kembali. Awal belajar merajut dulu saya membeli satu gulung benang katun. Dan benang itulah yang saya gunakan untuk berlatih membuat, rantai, single crochet, double crochet, dan sebagainya. Tak langsung berhasil, berkali-kali gagal. Dan setiap kali saya tinggal mengurai kembali benang itu. Memang efeknya si benang jadi kusut dan agak pudar warnanya. Tapi secara keseluruhan dia baik-baik saja, dalam artian tak sampai membuatnya sia-sia dan saya harus membuangnya. Tak terjadi seperti itu. Bahkan setelah akhirnya saya lebih pintar merajut, benang tersebut saya buat menjadi satu tas kecil yang sampai sekarang masih saya gunakan untuk menyimpan piranti pribadi.

Ya, dalam merajut saya percaya tak pernah ada kesalahan yang sangat fatal dan tak bisa diperbaiki. Semua kesalahan bisa diatasi dengan mengurai kembali. Selalu ada kesempatan kedua. Mungkin juga ketiga dan seterusnya. Saya jadi yakin karena inilah saya suka merajut. Memang ada faktor kompensasi akan kegilaan atas warna. Tapi kenyataan bahwa tak pernah ada salah yang mutlak dan tak dapat diperbaiki, saya yakin adalah hal utama yang membuat saya mencintai merajut, walaupun kesadaran ini datang begitu belakang. Mengapa hal itu penting bagi saya? Karena itulah yang saya harapkan dari sebuah kehidupan. Saya yakin ada banyak kesalahan sudah saya buat sekian puluh tahun hidup. Tak akan terhitung jumlahnya, baik yang saya sadari maupun yang tidak. Tapi dari semua kesalahan itu saya selalu berharap ada hal yang bisa saya lakukan untuk membuatnya lebih baik dan akhirnya jadi benar. Ya, kesempatan kedua dan selanjutnya. Bahkan kalaupun tak ada yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya, saya tetap berharap akan pemaafan. Pemaafan tak bisa otomatis membuat yang salah jadi benar. Tapi pemaafan mengurangi atau bahkan menghilangkan beban yang artinya tetap akan membuat keadaan jadi lebih baik.


Yes, I love crocheting. Dan selalu berharap kesalahan dalam hidup selayak benang yang dapat diurai kembali.......