Senin, 31 Oktober 2011

Buku dan Saya


Kalau ada dua hal yang nyaris selalu berhasil menyenangkan saya, maka keduanya adalah makanan enak dan buku. Yang pertama karena memang pada dasarnya saya doyan makan, doyan sembarang, dan cenderung tidak punya pantangan selain masalah halal haram. Sedangkan yang kedua, walau bukan termasuk kutu buku namun buku adalah teman baik yang menarik bagi saya, entah itu dalam bentuk benar-benar buku ataupun bentuk lain seperti majalah, koran, atau ebook.

Nah buku apa yang saya sukai? Ehmmm.... sebenarnya saya sudah tidak membuat batas apa yang saya baca, semua tema, semua model saya mau baca sepanjang menarik tentu saja. Nahhhh kriteria menarik inilah yang seringkali berubah-ubah. Sebuah buku menjadi menarik bagi saya kadang berdasarkan suasana hati dan keinginan. Ketika sedang semangat menggebu soal belajar marketing dan manajemen maka buku-buku itulah yang saya buru. Ketika sedang merasa butuh belajar komputer, maka jelas sudah target yang jadi obyek. Kalau sedang mood belajar merajut dan menjahit, maka saya rela-rela saja berhutang demi buku panduan. Dan ketika semangat beragama saya lagi tinggi, ehmmmmm .... tahulah buku model apa yang saya angkut pulang. Bahkan ketika sedang tidak mood pun saya masih bisa membawa pulang buku cuma dengan alasan desain kovernya menarik.... hehheehee .....Di luar semua itu, tema yang selalu menarik bagi saya adalah sastra. Untuk yang satu ini rasanya hampir tak ada pernah ada bosannya. Selalu ada yang menarik untuk diangkut pulang.

Nah kalau itu tadi adalah kegemaran membeli buku, sekarang bagaimana soal membaca. Eitttt...jangan salah...jangan menghubungkan kegemaran saya membeli buku dengan kegemaran membaca. Ehmmm keduanya agak sedikit kurang akur …. ahhahahahah ….. Begini, sungguh buku adalah barang yang sangat menarik bagi saya. Sering-sering saya menempatkannya di atas kebutuhan akan sandang. Tapiiiii soal membaca, maaf saya sering berhenti di tengah jalan alias tidak rajin … ahhahahaha …. Jadi jangan berpikir saya ada adalah makhluk kutu buku dengan kaca mata tebal dan cenderung serba tahu dan berwawasan luas karena seringnya membaca. No no no ….. I'm not that person. Entah sudah berapa buku yang saya beli karena berbagai alasan, saya baca, tapi kemudian saya tinggalkan sebelum seluruh halamannya tuntas. Dan ketidaktuntasan pun dengan alasan yang macam-macam. Saya pernah berhenti membaca terjemahan dari tulisan Franz Kafka lalu berhenti sebelum genap ke halaman lima belas karena terjemahan ke bahasa Indonesianya tak sesuai dengan selera saya. Jadi saya hampir yakin ada yang salah dengan si penterjemah, mungkin kemampuan bahasa asingnya cukup 'ngepres' alias setara dengan kemampuan bahasa Inggris saya … ahhahaha.... Lalu pernah pula saya berhenti membaca Ramayana. Padahal sungguh saya termasuk penggemar cerita wayang, terutama Mahabarata. Tapi Ramayana itu jadi terasa aneh di kepala saya karena susunan kalimatnya menurut saya tidak memenuhi nilai rasa.... pokoknya enggak kerenlah bagi saya. Ramayana jadi terasa wagu dan kikuk. So, saya singkirkan buku itu. Ada lagi beberapa buku yang saya hentikan membaca karena sudah lewat momentum mood-nya ..hahahahha … Memang alasan ini model yang konyol sekali. Yang begini biasanya buku soal software komputer. Awalnya saya membeli karena ingin bisa ini itu. Tapi di tengah jalan 'cuthel' karena tak cukup telaten belajar tanpa guru yang menerangkan. Terus ada juga buku-buku berbahasa Inggris yang walau belum bisa dibilang saya singkirkan, tapi faktanya sudah beberapa lama belum saya sentuh lagi. Padahal rata-rata saya membelinya dengan antusiasme yang luar biasa karena alasan tertentu, seperti merupakan cerita klasik yang filmnya saya sangat suka, atau buku how to yang saya pikir sangat berguna bagi pengembangan hobi saya, atau malah karena sang pengarang dicap sesat sehingga bukunya tak boleh masuk ke Indonesia. Nah nah nah …. ternyata alasan segala rupa itu terkalahkan oleh kenyataan bahwa kemampuan saya berbahasa Inggris yaaaaa masih segitu-segitu saja …. hahahahhaa ….. jujur saya sering nelangsa karena kenyataan ini … hiks ….

Lain lagi dengan buku yang bentuknya ebook. Wahhhh sungguh saya luar biasa senang ketika pertama kali mengenal yang namanya ebook. Saya rajin mengunduh ebook ini itu, beragam tema, beragam alasan. Mengunduh ebook menjadi semacam histeria. Tapiiiii ….. lagi-lagi histeria itu tak akur dengan fakta bahwa saya tak cukup betah membaca di depan monitor. Bagi saya membaca yang terenak adalah sambil tiduran, tak peduli itu adalah kebiasaan yang menurut dokter merusak kesehatan mata. Sooooo.... bisa ditebak ending-nya, entah berapa ebook yang belum saya jamah …. ehhhmmm....

Eh ngomong-ngomong, walaupun saya sadar diri betapa tidak sempurnanya saya dalam hal ber-buku, tapi tetap saja saya sibuk 'mengejar' ketika teman merekomendasikan judul ini itu layak dibaca. Ini malah saya baru selesai mengunduh dua ebook yang direkomendasikan oleh dua teman saya. Dan keduanya berbahasa Inggris. So, bagaimana kira-kira nasib keduanya? Hehehehehe … try to guess …..