Rabu, 05 Desember 2012

Lelanange Jagad



Kemarin saya menonton sekuel James Bond, Skyfall. Jujur saya bukan termasuk dalam deretan pecinta sejati James Bond sebenarnya. Setiap kali ada tayangan film itu di televisi, saya menontonnya dengan datar-datar saja. Bahkan untuk edisi lamanya, saya memandangnya sekedar sebagai ‘film lama’. Betapapun diperlihatkan Bond menggunakan banyak alat-alat canggih, tetap saja bagi saya dia adalah film yang secara aksi terlihat ‘lama’ di mata saya. ‘Kelamaan’ ini tidak membuat saya ‘terkait’. Saya sekedar seneng-senengan membandingkan antara pemeran Bond yang satu dengan yang lain. Dan dari sederet pemeran Bond versi lama, saya paling suka oom Sean Connery. Lepas dari pendapat media yang menyebut Roger Moore dan satu nama lain; saya lupa; lebih pantas, bagi saya Connery paling pas. Saya suka gaya klimis rambut hitamnya. Saya suka bangun tubuhnya. Ukuran tubuhnya pas. Saya suka sorot matanya yang menurut saya terkesan cerdas, sekaligus cukup playboy jika digabungkan dengan senyumnya. Pokoknya dia yang menurut saya paling pas. Tapi teman saya membantah. Dia bilang saya memenangkan Connery karena memang dari awal saya suka dia. Teman saya mengingatkan bahwa saya pernah memenangkan Connery diatas Richard Gere waktu film First Knight. Saya katanya juga oke-oke saja ketika Connery yang sudah beruban berpasangan dengan Zeeta Jones di Entrapment, tapi protes ketika Brosnan pamer otot perut berpasangan dengan Salma Hayek di satu film (lupa judulnya). Padahal jelas-jelas si oom Brosnan itu masih berpanel-panel bidang perutnya, tetap saja saya tidak sreg. Saya mesam mesem mendengar protes teman saya. Ehmmmm benarkah begitu? Hehehehheeh .... berarti saya aslinya ngefans sudah ngefans dengan si oom Sean Connery itu yaaaaaa..... ?


Balik ke Bond deh. Jujur sebenarnya dulu saya benci film itu. Saya juga menganggap terlalu lebay ketika media selalu ramai memberitakan prediksi dan tebakan siapa pemeran Bond selanjutnya. Saya juga mencibir ketika Brosnan yang di benak saya lekat dengan Remington Steele terpilih menjadi salah satu Bond. Waktu itu saya geli membayangkan Bond yang sangat laki-laki itu diperankan oleh si resik feminin Mr. Steele. Kayak apa? Lha tapi ternyata kesinisan saya tidak terbukti. Brosnan ternyata bisa bertahan menjadi tokoh lelanange jagad itu. Lalu saya berkesimpulan ada garis merah antara Bond dan Steele dalam kasus Brosnan ini, yaitu keduanya sama-sama ‘bertugas’ dalam kostum jas yang licin. Cuma beda sedikit. Kalau Steele mengeluhkan kekhawatiran jasnya rusak bahkan ketika baru mulai berlari mengejar penjahat, maka Bond bisa bertinju dengan lanyah tanpa perlu membuka jasnya. Dan jika jas itu kotor ataupun koyak palingan dia cuma menepuk-nepuknya sebentar.


Saya juga sempat membenci Bond karena bagi saya dia terlalu sempurna sebagai seorang laki-laki. Yang begitu cuma ada dalam khayalan saja. Tapi bukankah semua orang berkhayal? Nahhhhh mungkin karena itu tokoh Bond tercipta dan langgeng. Dia adalah sosok yang semua laki-laki ingin menjadi. Laki-laki mana yang tak kepingin menjadi sosok yang ganteng, pinter, berduit, dan bertubuh prima baik secara bentuk maupun kekuatan. Selalu bisa diandalkan dan bertindak tepat. Dan dalam setiap aksinya selalu diekori oleh yang cantik jelita. Hayoooooo, adakah laki-laki yang tak ingin menjadi sesempurna itu? Saya  yakin setelah selesai menonton aksinya banyak laki-laki yang paling tidak berpikir ‘enak ya kalau jadi dia, bisa ini itu ...’. Dan yang perempuan juga tak kalah ngayalnya.... Andai punya laki-laki sehebat itu di sisi ....ehmmmmm amboi betapa tentram dan damai dunia ini... Hahahahaha ..... Ya ya ya .... Bond mewakili khayalan banyak orang. Khayalan tentang manusia lelanange jagad. Dan sebagai lelanange jagad maka sah sah saja kalau dia womanizer ...Ehmmm ... sah kan ya? Lha wong yang ditaklukkan juga tak merasa keberatan kok. Lihat saja, sudah begitu banyak ‘penaklukan’ dan rasanya tak ada yang memprotes. Malah para aktris itu rata-rata bangga begitu terpilih sebagai gadis Bond. Karena itu artinya dia setara dengan sang lelananging jagad. Amboi......


Tapi sekarang saya merasa Bond agak membumi. Rasanya sejak Daniel Craigh. Entah apakah Daniel Craigh-nya ataukah memang ceritanya yang sedikit berubah sehingga saya sampai mempunyai kesan seperti itu. Awalnya saya tidak terlalu tertarik menonton Casino Royale, dan berangkat nonton juga lebih karena terbawa euphoria. Di awal saya tertawa-tawa melihatnya berlari kian kemari tanpa lelah dan badannya bisa mental seperti bola bekel ketika ditimbukkan ke lantai keras. Sampailah ketika dia menangisi Vesper yang mati tenggelam. Hati saya tersentuh. Itu adegan yang biasa saja sebenarnya jika ada di film yang lain. Toh Vesper meninggal dengan gaya dan cantik sekali. Tapi itu jadi lain karena yang merasakan ‘kehilangan’ itu si James Bond, sang lelanange jagad ..... hehehheeh.... Saya jadi terkesannnnnnnnnnn sekali ...... Sekuel selanjutnya, Quantum of Solace, saya tidak menonton di bioskop dan pas diputar di televisi juga tidak sampai setengah jalan sudah tertidur. Tapi seorang teman sempat berkata pada saya Bond yang sekarang lebih ‘manusia’ dibanding dengan yang dulu-dulu. Berarti paling tidak saya tak terlalu salah kali yaaaaa....
Nah, kemarin ketika berangkat menonton Skyfall saya berharap menemukan kesan yang paling tidak mirip dengan kesan terhadap Mr. Bond, James Bond di Casino Royale. Dannnnnnn saya senang karena ketemu yang seperti itu juga. Saya senang melihat kantung mata dan kerut-kerut di kening si lelanange jagad ini. Menurut saya kantung mata dan kerut-kerut di wajah Daniel Craigh lebih ‘parah’ dibanding para pendahulunya. Justru disitu saya jadi menemukan ‘kemanusiaannya’. Saya juga senang sekali melihatnya menangis ketika M meninggal dalam pelukannya. Juga menyenangkan melihatnya berdiri memandangi kota dengan sentimentil setelah pemakaman M. Aiihhhhhh .... sungguh dia manusia biasa...... Ini tetap membuat saya senang dan mengabaikan betapa dia masih laki-laki yang dengah gaya ‘menaklukkan’ si cantik jelita berbadan lencir di scene yang lain....... ahahahaaha.....


Ah Bond, satu lagi yang membuat saya terkesan. Jasnya. Ehmmmmm ..... lihat, betapa gayanya dia bertinju di atas kereta dengan jas ketat tanpa merasa geraknya terbatas. Lihat juga bagaimana dia bisa berdiri tegak dengan satu tangan di saku celana di atas perahu yang tengah berjalan dengan jas yang melekat sempurna. Lihat garis celananya ketika dia berjalan ....... Sungguh saya baru dua kali terkesan dengan jas yang dipakai oleh seorang aktor dalam film. Yang pertama jas dan hem-hem yang dipakai Ryan Gosling di The Ides of March. Dan yang kedua ya jas yang dipakai Bond di Skyfall. Sungguh saya punya pertanyaan besar dalam benak saya. Siapa penjahit jas yang begitu mempesona itu? Hehehehheehhe .......


I’m Bond, Mrs. James Bond. ........ nah lho ...... pasti si James Bond langsung pingsan..... wkwkwkwkwkwkwk