Minggu, 25 Mei 2008

whiter shade of pale


We skipped the light fandango
Turned cartwheels cross the floor
I was feeling kind of seasick
The crowd called out for more
The room was humming harder
As the ceiling flew away
When we called out for another drink
But the waiter brought a tray

*and so it was later
As the miller told his tale
That her face at first just ghostly
Turned a whiter shade of pale

You said there is no reason
And the truth is plain to see
But I wander through my playing cards
And would not let it beIm one of the sixteen virgins
Who are leaving for the coast
And although my eyes were open
They might just as well been closed

(*repeat)
A whiter shade of pale
Turned a whiter shade of pale
A whiter shade of pale

Seorang teman sempat berkunjung ke blog ini menyarankan agar tidak menulis hal-hal yang serius .... (padahal rasanya saya pernah menulis hal serius disini). Okey .... saya sedang baik hati hari ini , saya sedikit menuruti saran teman saya tersebut (semoga dia senang).

Lagu di atas adalah favorit saya ..... i love that song very much ...terlebih yang versinya Annie Lennox. Tapiiiii ....sayang sekali saya enggak ngerti maksud yang dikandungnya....heheheehhe coba bayangkan saya (berusaha) menyanyi dengan logat Inggris yang setengah mati difasih-fasihkan padahal sebenarnya enggak ngerti maksudnya .... Betapa tragis dan bodohnya saya .....

Jadiii ...jika ada pengunjung yang mengerti maksud yang terkandung didalamnya, tolong buatlah saya 'melek'. Serius ini.....! Tolong berbaikhatilah dengan saya ...

Jadi ini adalah permintaan yang serius dalam tulisan yang tidak serius .... hehhehehhehe ... Pertolongannya saya tunggu dengan serius ....!

Selasa, 20 Mei 2008

Bangkit Yoooooookkk...!!!

Hari ini tepat seratus tahun Kebangkitan Nasional. Dan saya malah terlambat 'bangkit' alias sibuk 'menjajah' kasur, tanpa mempedulikan matahari yang telah dengan ramah dan ikhlas memberikan cahayanya utuk membantu badan saya membentuk vitamin D. Tapi saya memilih bergelung di kasur dengan alibi sudah beberapa hari kurang tidur. Padahal alasan sebenarnya adalah malas. Hehehehehe ..... Maafkan saya matahariku .....

Hari ini, seratus tahun yang lalu pemuda-pemuda bersemangat, nasionalis, dan berpendidikan tinggi membentuk organisasi yang menandai 'bangunnya' sebuah bangsa yang telah berabad kehilangan martabat. Apakah saat itu mereka sepenuhnya sadar akan besar arti tindakannya? Apakah terpikir oleh mereka bahwa karena langkah itu mereka akan dikenang sebagai pahlawan bangsa dan nama mereka akan terus disebut di buku-buku sejarah bangsa? Optimiskah mereka saat itu bahwa langkah yang mereka buat akan diikuti oleh anak-anak bangsa yang lain? Yakinkah mereka akan berhasil membangunkan bangsa yang telah begitu lama tertidur dalam ketakutan? Apapun jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, bagi saya mereka adalah orang-orang hebat yang hidup di masanya. Saya sangat menaruh hormat kepada mereka.

Terus terang saya bersyukur dilahirkan ketika bangsa ini telah merdeka. Sebab saya tidak yakin saya mampu berbuat seperti pemuda-pemuda hebat itu. Mungkin salah-salah saya akan jadi pemuda yang salah tingkah..... hehheheehe.... Tapi jujur, saya benar-benar bersyukur dilahirkan di masa kemerdekaan telah teraih. Saya ngeri membayangkan hidup terlunta-lunta kurang makan, terjajah, dan tak berpendidikan. Saya ngeri membayangkan harus berlari-lari mengungsi kesana kemari dengan resiko tertembak (karena pada dasarnya saya ngeri melihat darah dan tak tahan rasa sakit). Saya takut membayangkan nasib saya sebagai perempuan karena pasti tingkat pelecehan seksual terhadap perempuan di masa konnflik seperti itu tinggi sekali. Saya takut membayangkan tidak bisa merencanakan masa depan, atau bahkan tak punya pikiran untuk bermasadepan. Dan saya takut membayangkan tidak bisa berinternet ........ hehhehehehehehe .....

Jadi saya sungguh beruntung tidak perlu hidup di masa susah itu. Tapi semua bilang ini masa susah juga, cuma versinya yang berbeda. Kalau dulu susah karena penjajahan, maka sekarang susah karena .....ehmmmmmm .... karena apa ya? Hehheheheh .... susah karena macam-macamlah! Kadang susah karena harga BBM yang suka melambung tinggi dengan alasan mengikuti harga minyak dunia. Kadang susah karena harga tarif dasar listrik tahu-tahu juga ikutan membumbung. Kadang susah karena nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang Dolar Amerika. Kadang susah karena masuknya penyakit aneh yang tahu-tahu terasa sudah ada di depan hidung dan siap mencabut nyawa siapa saja, tanpa pandang bulu dan hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Kadang susah karena lemahnya daya beli sehingga usaha apapun terasa sulit berekembang. Kadang susah karena harga pupuk yang tak terjangkau sementara harga dasar gabah kering giling ya tetap segitu-segitu saja. Kadang susah karena bencana alam yang walau sudah tiap tahun rutin menyapa tapi tetap saja tak ada cukup daya untuk mengatasinya. Kadang susah karena digencet oleh aparat militer dan hukum sendiri ...........

Nah, karena semua itu maka secara nakal saya membuat kesimpulan sendiri bahwa seperti juga pahlawan dan pemimpin yang dilahirkan pada masanya sendiri, maka serupa itu pulalah sebuah kesusahan ....hhhahahahaha ..... Karena itu ketika seorang teman dari Turki mendoakan agar saya selalu bebas dari masalah dan kesusahan, saya bilang terima kasih atas doa itu tapi sebagai manusia biasa saya tidak akan bisa hidup senyaman itu. Kesusahan adalah bagian dari kehidupan, dan kesusahan ikut ambil bagian dalam menjamin kelangsungan putaran kehidupan. Itu tadi kalimat yang keluar dari mulut seorang saya ketika sedang bisa bijak bersikap menghadapi kesusahan. Ketika sedang tidak bisa bijak maka yang keluar dari mulut saya adalah berbagai macam umpatan dalam segala bentuk dan versinya..... hhahahahahhaa....

Jadi, bagaimana kalau sekarang juga kita bangkit bersama dan menghadapi kesusahan yang lahir di jaman kita ini, seperti mereka yang telah bangkit untuk membuat sebuah tonggak bernama Budi Utomo? Lalu kita akan berdiri sama tinggi dengan mereka yang selama ini kita pelajari sebagai bagian dari sejarah cemerlang bangsa ini.

Semangat yoooooookkkk .....!!!
Bangkit yooooooooooooooooooooooooookkkkkk ...!!!!!!


Selasa, 06 Mei 2008

makan buah (kita) yuuuuukkkk....?


Sudah lihat pesan Prabowo Subianto dqn HKTI di televisi kan? Saya sudah melihat beberapa versi dari pesan tersebut. Dan terus terang jadi kepikiran. Bukan si pemberi pesan yang saya pikirkan (karena memang saya tidak mengidolakan beliaunya ...hehhehe maaf ya Pak Prabowo). Tapi isi pesannya, pesan tentang ajakan untuk mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan hasil produksi petani lokal kita. Pesan ini membuat saya tersadar bahwa saya termasuk yanglebih banyak mengkonsumsi buah import daripada hasil tanaman petani negeri sendiri. Salahkah? Entahlah, tapi saya jadi merasa sedikit berdosa karena pesan itu.

Sebenarnya awalnya saya memilih buah import semata karena rasa dan mampu membelinya. Terus terang saya lebih memilih jeruk kuning bule daripada jeruk hijau kita karena rasanya lebih manis dan kuit arinya lebih tipis. Saya juga lebih memilih apel fuji daripada apel Malang. Saya juga suka membeli pir, kelengkeng, strawberry, anggur, leci, dan pisang yang entah datang dari belahan bumi sebelah mana, yang pasti bukan termasuk wilayah Indonesia. Setelah saya pikir-pikir buah lokal yang masih sering saya makan tinggal rambutan, salak, dan mangga.

Lalu tempo hari saya mengenang masa kecil dengan teman sekantor. Kebetulan dia lahir cuma lima tahun lebih dahulu dibandingkan saya. Otomatis apa yang kami temui di masa kecil relatif sama. Termasuk macam-macam tanaman dan buah. Kami mengenang masa-masa menikmati buah mentega, rukem, jirak, jambu dersono, jambu sukun, kenitu, buah natal, juwed, keres, ciplukan, dan jenis buah lain yang sekarang tak lagi pernah kami temukan. Lalu kami berpandangan dan bertanya, kemana buah-buah itu sekarang?

Apa yang dipesankan oleh Prabowo Subianto dan HKTI sedikit banyak memberi jawaban atas bagi pertanyaan kami tadi. Bagaimana buah-buah itu ada kalau tidak dihargai keberadaannya? Mungkin kurang lebih seperti itu. Sebab buah dan tanaman lokal kita biasanya baru dihargai setelah ada yang berhasil membuktikan khasiatnya. Misalnya, jambu biji baru ngetren setelah digaungkan punya khasiat untuk membantu para penderita demam berdarah. Namanya pun jadi keren, karena semua orang lebih suka menyebutnya dengan guava daripada memanggilnya jambu biji. Hal yang sama terjadi juga pada buah pace yang langsung in setelah didengungkan membantu para penderita asam urat dan kolesterol.

Seorang teman dari Malaysia bertanya pada saya, Indonesia yang punya semuanya termasuk aneka ragam flora fauna dan kandungan perut bumi mengapa tidak bisa menjadi seperti Jerman? Pertanyaan yang membungkam saya hingga seperti ada plester melintang tepat di bibir saya. Lalu seorang teman yang lain mendapatkan warisan beberapa hektar sawah bercerita bahwa biaya produksi untuk yang dikeluarkan petani padi lebih besar daripada hasil penjualan gabah atau berasnya, alias merugi. Lalu kenapa tetap melanjutkan usaha itu, tanya saya. Dia bilang lumayan jadi tak perlu takut kekurangan beras karena walau biaya produksi tak tertutup dengan hasil panen tapi toh dia bisa menomboki dengan hasil kerja kantoran. Lalu bagaimana para petani lain yang menjadikan bertani adalah sandaran hidupnya, tanya saya. Dia mengangkat bahu. Saya jadi miris. Padahal saya pernah baca di sebuah artikel bahwa pemerintah negara-negara maju memberikan segala macam subsidi kepada petaninya, sehingga mereka hidup makmur dengan profesi itu.

Tentu tak salah membeli dan memakan buah import. Toh tidak mencurinya kan? Tapi saya jadi tidak enak hati juga..... Kepikir juga mungkin satu usaha kecil yang saya lakukan ada artinya bagi orang lain. Yaaaa ...mungkin tak perlu memaksakan diri untuk menelan jeruk hijau yang saya tidak suka karena kulit arinya yang tebal. Toh saya masih bisa menelan salak pondoh. Dan hari ini saya benar-benar meletakkan kembali buah pir China setelah menimangnya beberapa saat. Sebagai gantinya saya berencana membeli rujak buah dengan special request bengkoangnya yang banyak dan sambal kacang yang pedas..... ehmmm, sedaaaaaappppp .........!!!