Selasa, 20 Mei 2008

Bangkit Yoooooookkk...!!!

Hari ini tepat seratus tahun Kebangkitan Nasional. Dan saya malah terlambat 'bangkit' alias sibuk 'menjajah' kasur, tanpa mempedulikan matahari yang telah dengan ramah dan ikhlas memberikan cahayanya utuk membantu badan saya membentuk vitamin D. Tapi saya memilih bergelung di kasur dengan alibi sudah beberapa hari kurang tidur. Padahal alasan sebenarnya adalah malas. Hehehehehe ..... Maafkan saya matahariku .....

Hari ini, seratus tahun yang lalu pemuda-pemuda bersemangat, nasionalis, dan berpendidikan tinggi membentuk organisasi yang menandai 'bangunnya' sebuah bangsa yang telah berabad kehilangan martabat. Apakah saat itu mereka sepenuhnya sadar akan besar arti tindakannya? Apakah terpikir oleh mereka bahwa karena langkah itu mereka akan dikenang sebagai pahlawan bangsa dan nama mereka akan terus disebut di buku-buku sejarah bangsa? Optimiskah mereka saat itu bahwa langkah yang mereka buat akan diikuti oleh anak-anak bangsa yang lain? Yakinkah mereka akan berhasil membangunkan bangsa yang telah begitu lama tertidur dalam ketakutan? Apapun jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, bagi saya mereka adalah orang-orang hebat yang hidup di masanya. Saya sangat menaruh hormat kepada mereka.

Terus terang saya bersyukur dilahirkan ketika bangsa ini telah merdeka. Sebab saya tidak yakin saya mampu berbuat seperti pemuda-pemuda hebat itu. Mungkin salah-salah saya akan jadi pemuda yang salah tingkah..... hehheheehe.... Tapi jujur, saya benar-benar bersyukur dilahirkan di masa kemerdekaan telah teraih. Saya ngeri membayangkan hidup terlunta-lunta kurang makan, terjajah, dan tak berpendidikan. Saya ngeri membayangkan harus berlari-lari mengungsi kesana kemari dengan resiko tertembak (karena pada dasarnya saya ngeri melihat darah dan tak tahan rasa sakit). Saya takut membayangkan nasib saya sebagai perempuan karena pasti tingkat pelecehan seksual terhadap perempuan di masa konnflik seperti itu tinggi sekali. Saya takut membayangkan tidak bisa merencanakan masa depan, atau bahkan tak punya pikiran untuk bermasadepan. Dan saya takut membayangkan tidak bisa berinternet ........ hehhehehehehehe .....

Jadi saya sungguh beruntung tidak perlu hidup di masa susah itu. Tapi semua bilang ini masa susah juga, cuma versinya yang berbeda. Kalau dulu susah karena penjajahan, maka sekarang susah karena .....ehmmmmmm .... karena apa ya? Hehheheheh .... susah karena macam-macamlah! Kadang susah karena harga BBM yang suka melambung tinggi dengan alasan mengikuti harga minyak dunia. Kadang susah karena harga tarif dasar listrik tahu-tahu juga ikutan membumbung. Kadang susah karena nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang Dolar Amerika. Kadang susah karena masuknya penyakit aneh yang tahu-tahu terasa sudah ada di depan hidung dan siap mencabut nyawa siapa saja, tanpa pandang bulu dan hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Kadang susah karena lemahnya daya beli sehingga usaha apapun terasa sulit berekembang. Kadang susah karena harga pupuk yang tak terjangkau sementara harga dasar gabah kering giling ya tetap segitu-segitu saja. Kadang susah karena bencana alam yang walau sudah tiap tahun rutin menyapa tapi tetap saja tak ada cukup daya untuk mengatasinya. Kadang susah karena digencet oleh aparat militer dan hukum sendiri ...........

Nah, karena semua itu maka secara nakal saya membuat kesimpulan sendiri bahwa seperti juga pahlawan dan pemimpin yang dilahirkan pada masanya sendiri, maka serupa itu pulalah sebuah kesusahan ....hhhahahahaha ..... Karena itu ketika seorang teman dari Turki mendoakan agar saya selalu bebas dari masalah dan kesusahan, saya bilang terima kasih atas doa itu tapi sebagai manusia biasa saya tidak akan bisa hidup senyaman itu. Kesusahan adalah bagian dari kehidupan, dan kesusahan ikut ambil bagian dalam menjamin kelangsungan putaran kehidupan. Itu tadi kalimat yang keluar dari mulut seorang saya ketika sedang bisa bijak bersikap menghadapi kesusahan. Ketika sedang tidak bisa bijak maka yang keluar dari mulut saya adalah berbagai macam umpatan dalam segala bentuk dan versinya..... hhahahahahhaa....

Jadi, bagaimana kalau sekarang juga kita bangkit bersama dan menghadapi kesusahan yang lahir di jaman kita ini, seperti mereka yang telah bangkit untuk membuat sebuah tonggak bernama Budi Utomo? Lalu kita akan berdiri sama tinggi dengan mereka yang selama ini kita pelajari sebagai bagian dari sejarah cemerlang bangsa ini.

Semangat yoooooookkkk .....!!!
Bangkit yooooooooooooooooooooooooookkkkkk ...!!!!!!


Tidak ada komentar: