Minggu, 26 April 2009

Tas Rajut ....(Lagi)


Ehmmmmm .... satu produk hasil ketrampilan tangan ...tapi bukan tangan saya, melainkan tangan teman saya, teman yang tempo hari saya sebut sebagai duo dalam hal rajut merajut (karena sama-sama sedang keranjingan). Nahhhhhh ...tolong disimak ... barangkali ada yang berminat, bisa hubungi saya. Murah kok .......boleh pesan warna lain juga kalau memang kurang cocok dengan warna yang ada ....

Sabtu, 25 April 2009

Berbagi Daya

Krisis ekonomi global. Begitu kata para orang pintar, yaitu mereka yang paham ekonomi makro dan mikro lengkap dengan segala macam variabelnya. Mereka dengan lugas dan intelek menjabarkan arti rangkaian tiga kata itu. Sedangkan bagi saya uraian mereka tergolong hal yang tidak terlalu mudah untuk dipahami. Jadi yang 'nyantol' di otak saya hanya bahwa kondisi ekonomi sedang susah, nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar sehingga semua barang melambung harganya. Kalau kondisi susah maka perusahaan akan susah juga untuk meningkatkan penjualan sehingga imbasnya akan langsung pada orang-orang semacam saya yang menggantungkan hidup dari kegiatan usaha yang dijalankan sang juragan. Bentuk imbasnya bisa macam-macam, mulai gaji tidak naik (sedangkan harga barang konsumsi semuanya naik), sampai pemutusan hubungan kerja. Ehmmmm ..... dan jujur sebagai karyawan sungguh saya merasakan bahwa dunia usaha tidak sedang dalam kondisi baik. Sedangkan begitu banyak hidup yang harus dipertahankan. Ehmmmm .....

Tapi kesulitan sungguh obat mujarab untuk membuat manusia giat berusaha. Lihat sekitar kita. Coba hitung berapa jumlah usaha kecil yang ada di sekitar rumah. Di lingkungan saya ada paling tidak ada 6 penjual pulsa telepon genggam, 2 depot air isi ulang, 2 warung kopi, 2 salon, lebih dari 7 warung penjual sembako, 4 warung makan, 1 laundry, 1 tempat bilyard, 1 wartel, 1 toko bahan bangunan, 1 distro kecil, dan 1 warnet. Semua itu belum termasuk para penduduk sekitar yang berdagang keliling dengan gerobak atau semacamnya. Jadi saya pastikan orang-orang disekitar saya sedang sibuk bergulat dan berikhtiar demi hidupnya, tentu dengan caranya masing-masing. Dan entah berapa rupiah yang berputar di semua usaha kecil itu.

Dunia sedang susah. Tapi ada hidup yang harus diteruskan. Ketika bentuk usaha besar tak lagi mampu menyerap tenaga kerja, maka usaha kecil adalah jawabannya.
Karenanya mari berbagi daya secara sederhana. Maksud saya, mari saling menghidupi. Jadi ketika ada warung sembako di sebelah rumah, kenapa harus berkendaraan ke supermarket besar nun jauh di sana? Mungkin saja hara barang lebih murah, namun bukankah ada biaya tambahan untuk sampai kesana? Dan dengan tambahan biaya itu maka bukanlah harga barang tak lagi semurah sebelumnya? Dengan berbelanja di warung sebelah maka kita sudah berbagi daya dengan tetangga sebelah. Dan jika saja berbagi daya ini dilakukan banyak orang di lingkungannya masing-masing bukankah akan hebat hasilnya?

Berbagi daya. Terus terang itu cara yang realistis dan masuk akal bagi saya. Jadi bagaimana kalau mulai hari ini amati lingkungan dan mulai berbagi daya? Rasanya tidak akan ada ruginya karena toh kata orang bijak salah satu hakekat hidup adalah untuk berbagi. Ehmmmmm ......tinggi ya filosofinya ...tapi tak perlu dipikirkan setinggi itu ....Yang penting, mari berbagi daya. Setuju?

Kamis, 16 April 2009

Pesta Atau Dagang?

Pemilu katanya pesta demokrasi, katanya pesta rakyat. Jadi tanggal 9 April tempo hari seluruh rakyat Indonesia berpesta. Merayakan apa? Merayakan demokrasi, mungkin. Yang pasti sebelum tanggal tersebut, begitu banyak manusia-manusia berbudi luhur dimana-mana, termasuk di televisi dan sekitar lingkungan hidup saya. Ada yang mengirim pasir, batu, dan semen untuk perbaikan jalan desa. Ada yang memberikan pelayanan kesehatan gratis. Ada yang jadi senang 'cangkrukan' jajan bakso bareng warga kampung. Ada yang memberikan televisi untuk pos keamanan. Ada yang merelakan lahannya dijadikan pasar pagi. Ada yang dengan riang memberikan bantuan alat musik untuk kegiatan kampung. Ada yang jadi rajin bertamu dari satu rumah ke rumah yang lain. Di televisi tak kalah ramainya. Banyak orang berbicara dengan mimik penuh perhatian dan sungguh-sungguh betapa mereka cinta dan akan berbuat semua hal baik untuk negeri dan rakyat ini. Tiap hari mereka berdebat, berusaha menunjukkan pada pemirsa yang satu lebih berbudi dari yang lainnya. Dan kadang saking ramainya perdebatan itu sampai-sampai host-nya malah tidak kebagian waktu bicara sehingga perlu berkata "boleh saya bicara?" berkali-kali hanya untuk membuat mereka semua diam sejenak dan mendengarkan orang lain. Nah ..... kalau sekarang saja mereka susah mendengarkan orang lain, apalagi nanti .....

Sekarang satu tahapan pesta sudah berakhir walau dengan carut marut yang konon tak karuan. Dan itupun masih ditambah dengan tingkah aneh-aneh dari para caleg yang tidak dapat suara cukup. Ada yang menarik kembali televisi yang sudah diberikan. Ada yang menutup lahan pasar. Ada yang stress sehingga membuat keluarganya melarikan ke paranormal terdekat. Ada yang malah meninggal karena shock dan kecewa. Ehmmmmmm .........

Jadi sebenarnya apakah ini benar pesta? Pesta yang menelan korban? Pesta yang cuma keriaan sementara dan beberapa saat kemudian kembali ke realitas bahwa rakyat ya tetap saja rakyat, yaitu obyek penderita. Jadi kalau sudah begitu apa yang dirayakan?

Seorang teman menjawab dengan cepat ketika saya bertanya apakah dia menggunakan hak contrengnya tempo hari. Dia bilang, "Jelasssss ...saya kan warga negara yang baik. Lagian kan saya kepengen tahu rasanya salah pilih ..." Sebenarnya awalnya saya merasa tertohok oleh kalimat pertama dari jawabannya, karena saya tidak bernapsu untuk melakukannya sehingga memilih untuk mengerjakan side job di hari H pesta akbar itu. Tapi setelah mendengar kalimat kedua, saya jadi tidak terlalu merasa berdosa. Salah pilih. Ehmmmmm ....... hebat ya teman saya itu. Dia bisa dengan legowo menerima kenyataan bahwa mencontreng nyaris identik dengan salah pilih tapi tetap bulat menunaikan haknya. Kanapa para caleg itu tidak bisa bersikap sama seperti teman saya? Oooohhhhh ... karena teman saya tidak keluar modal, sedangkan para caleg itu semua keluar modal, banyak pula. Ya ya ya ....... Tapi siapa juga ya yang suruh bagi-bagi uang, kaos, dan pasang iklan diri?


Menurut saya, ini sebenarnya bukanlah pesta. Mungkin baru suatu saat nanti akan bisa jadi pesta, ketika rakyat sudah benar-benar mengerti apa itu demokrasi, ketika caleg benar-benar sadar bahwa menjadi anggota lembaga legislatif itu bukanlah profesi dimana dia bisa menarik untung sebesarnya, ketika KPU benar-benar tahu apa yang harus dilakukan, ketika partai sepakat bahwa pengabdian pada bangsa dan negara bukanlah jargon omong kosong semata, ketika ........... , ketika ........., dan entah berapa ketika lagi.....


Jadi, sementara ini belum bisa dilabeli sebagai pesta demokrasi maka bagaimana kalau kita labeli saja sebagai dagang demokrasi?

Minggu, 05 April 2009

Merajut ..... Saya Bisa Lhooo ....

Pernah coba merajut? Beberapa bulan yang lalu terpikir untuk melakukannya. Lalu dengan sangat niat saya beli satu buku tentang merajut untuk pemula. Dan masih dengan semangat penuh saya membeli beberapa hakken dan benang wol. Lalu mulai membuka buku, memegang hakken dan benang.....ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Jari-jari saya sudah terasa pegel linu tapi alhasil saya cuma bisa bikin rantai ..... Penasaran, saya beli satu buku lagi. Dan mencoba lagi berdasarkan buku baru tersebut yang saya rasa lebih mudah karena lebih banyak gambarnya. Tapi ternyata lagi-lagi tidak cukup mudah bagi saya..... Masih juga belum beranjak dari tusuk rantai.

Tapiiiiiii ternyata kemudian saya beruntung. Karena seorang dewi penolong datang ...hhehehehe .... Ternyata seorang teman pernah diajari ketrampilan itu dulu, puluhan tahun yang lalu, semasa di SD. Jadi saya paksa dia untuk me-refresh ingat
annya. Dannnnnnnnnnnn ...berhasil berhasil ...... Dan satu lagi ..... teman saya jadi ikutan keranjingan. Jadilah kami seperti dua sekawan yang rajin mendatangi toko benang. Terlebih lagi akhirnya kami menemukan sebuah toko benang yang seluruh pramuniaganya bisa merajut, baik dengan satu jarum ataupun lebih. Jadi kami bisa saja beli satu dua gulung benang tapi minta ajar merajutnya sekitar sejam ..... hehhehehee....

Dannnn ...lihatlah saya sekarang..... Saya sudah bisa merajut ...horreeeee...tapi masih dengan satu jarum. Duo kami; saya dan teman saya; bertekad bulat akan segera belajar merajut dengan dua jarum.

Oh iya, lihatlah first project saya di foto ini, sebuah tas kecil yang sebenarnya saya sendiri agak bingung akan diisi dengan apa. Dan sebenarnya saya sendiri berpendapat, model tas itu agak terlalu kekanak-kanakan. Tapi tak apalah yaaaa..... Rasanya sudah hebat saya bisa menyelesaikannya. Sebenarnya saya punya dua first project, yaitu tas kecil tadi dan sajadah. Cuma sajadahnya belum selesai.

Nahhhh kemarin teman duo saya bertanya, terus kalau sudah selesai mau diapakan? Ya ya ya , mau diapakan ya? Ehmmmmm ..... barang kali ada yang mau membelinya? Atau mau warna lain? Boleh pesan kok .....hehhehehehe ....Pesannya lewat blog ini saja...... Harganya murah kokkkkkk ..... Bagaimana, ada yang mau pesan?