Sabtu, 25 April 2009

Berbagi Daya

Krisis ekonomi global. Begitu kata para orang pintar, yaitu mereka yang paham ekonomi makro dan mikro lengkap dengan segala macam variabelnya. Mereka dengan lugas dan intelek menjabarkan arti rangkaian tiga kata itu. Sedangkan bagi saya uraian mereka tergolong hal yang tidak terlalu mudah untuk dipahami. Jadi yang 'nyantol' di otak saya hanya bahwa kondisi ekonomi sedang susah, nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar sehingga semua barang melambung harganya. Kalau kondisi susah maka perusahaan akan susah juga untuk meningkatkan penjualan sehingga imbasnya akan langsung pada orang-orang semacam saya yang menggantungkan hidup dari kegiatan usaha yang dijalankan sang juragan. Bentuk imbasnya bisa macam-macam, mulai gaji tidak naik (sedangkan harga barang konsumsi semuanya naik), sampai pemutusan hubungan kerja. Ehmmmm ..... dan jujur sebagai karyawan sungguh saya merasakan bahwa dunia usaha tidak sedang dalam kondisi baik. Sedangkan begitu banyak hidup yang harus dipertahankan. Ehmmmm .....

Tapi kesulitan sungguh obat mujarab untuk membuat manusia giat berusaha. Lihat sekitar kita. Coba hitung berapa jumlah usaha kecil yang ada di sekitar rumah. Di lingkungan saya ada paling tidak ada 6 penjual pulsa telepon genggam, 2 depot air isi ulang, 2 warung kopi, 2 salon, lebih dari 7 warung penjual sembako, 4 warung makan, 1 laundry, 1 tempat bilyard, 1 wartel, 1 toko bahan bangunan, 1 distro kecil, dan 1 warnet. Semua itu belum termasuk para penduduk sekitar yang berdagang keliling dengan gerobak atau semacamnya. Jadi saya pastikan orang-orang disekitar saya sedang sibuk bergulat dan berikhtiar demi hidupnya, tentu dengan caranya masing-masing. Dan entah berapa rupiah yang berputar di semua usaha kecil itu.

Dunia sedang susah. Tapi ada hidup yang harus diteruskan. Ketika bentuk usaha besar tak lagi mampu menyerap tenaga kerja, maka usaha kecil adalah jawabannya.
Karenanya mari berbagi daya secara sederhana. Maksud saya, mari saling menghidupi. Jadi ketika ada warung sembako di sebelah rumah, kenapa harus berkendaraan ke supermarket besar nun jauh di sana? Mungkin saja hara barang lebih murah, namun bukankah ada biaya tambahan untuk sampai kesana? Dan dengan tambahan biaya itu maka bukanlah harga barang tak lagi semurah sebelumnya? Dengan berbelanja di warung sebelah maka kita sudah berbagi daya dengan tetangga sebelah. Dan jika saja berbagi daya ini dilakukan banyak orang di lingkungannya masing-masing bukankah akan hebat hasilnya?

Berbagi daya. Terus terang itu cara yang realistis dan masuk akal bagi saya. Jadi bagaimana kalau mulai hari ini amati lingkungan dan mulai berbagi daya? Rasanya tidak akan ada ruginya karena toh kata orang bijak salah satu hakekat hidup adalah untuk berbagi. Ehmmmmm ......tinggi ya filosofinya ...tapi tak perlu dipikirkan setinggi itu ....Yang penting, mari berbagi daya. Setuju?

Tidak ada komentar: