Kamis, 19 April 2012

Blackberry

Tempo hari seorang teman mengolok saya. Pasalnya dia minta saya mengirimkan photo melalui BBM alias Blackberry Message. Diberikannyalah PIN BB-nya kepada saya. Lha berhubung memang saya bukan pengguna gadget yang namanya Blackberry maka saya jawablah "haduuuhhh ga punya BB euy". Nah balasan teman saya cepat sekali masuk dan isinya adalah "halllaaahhh hare gene ga punya BB..?!". Ya bagaimana lagi wong saya emang ga pakai barang itu. Balesan saya "di BB mu ada whatsapp-nya kan?kukirim lewat itu aja". Jawaban dia "ga ada tuh". Lhaaa wong teman saya lain yang pakai BB biasa rasan-rasan dengan saya pakai aplikasi itu lho... Akhirnya saya usulkan kirim pakai cara paling primitif di abad ini yaitu melalui email. Dan di luar dugaan saya, jawaban yang saya terima adalah "wah lupa emailku apa n buka email gimana caranya?" Ampuuunnnn, punya BB tapi tidak tahu cara buka email....?! Tepok jidattttttt.... Saya donggggg ga punya BB tapi tidak gagap kalau cuma urusan email aja... Jadi kesimpulan saya, kecanggihan gadget kadang tidak berbanding lurus dengan kecanggihan penggunanya...Hohohohohohoho.... Ada yang protes? Ehmmm … jujur seringkali saya menemui orang dengan gadget canggih-canggih tapi fungsi yang digunakan tetapp standar-standar saja. Terus buat apa otong-otong bawa yang canggih? Buat apa juga keluar duit lebih? Teman saya yang pedagang handphone langsung menukas, “yaaa biarinlah, wong duit mereka sendiri kok kamu yang repot. Lagian itu kan rejeki buat saya...” Ohhhh iya yaaaaa.... Okaaaayyyy silahkan diborong... hehehehe...

Jujur sempat juga kepingin membeli BB, terutama pas handphone standar saya rusak tempo hari. Tapi akhirnya saya lebih tertarik dengan handphone yang menggunakan android. Jadi yaaaa batallah saya pakai BB. Walau kadang masih kepingin tapi sampai saat ini saya cukup puaslah dengan yang berbasis android. Apalagi saya belum sempat mengopreknya... Daaannnn ternyata saya termasuk yang gaptek … Karena saya tidak tahu cara mengopreknya … Hiks hiks....

Naaahhh masih tentang BB. Seorang teman lain bingung ketika putus dengan pacarnya. Bingungnya gara-gara BB miliknya itu pemberian si laki-laki yang sekarang berstatus mantan pacar. Teman saya bingung, dia harus mengembalikan barang itu atau tidak. Teman yang diajak berunding menyarankan untuk mengembalikan atau setidaknya menawarkan.pada laki-laki itu untuk mengembalikannya. Tapi teman yang bermasalah bilang masih suka dengan barang tersebut dan enggan kalau harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli yang baru. Apalagi si mantan tidak menampakkan tanda-tanda menuntut barang itu kembali. Kontan lawan bicaranya langsung menukas, "dasar matre..!". Saya sebagai penguping cuma bisa urun senyum dah …. Tapi dalam hati aslinya mengumpatkan kalimat yang sama... Maaf....

Kesempatan lain seorang teman bule bercerita pada saya bahwa dia barusan ditampar oleh pacarnya yang perempuan Indonesia. Jujur saya agak terkejut, lha pemerintah saja mencanangkan tahun kunjungan wisata kok ini malah ada yang menampar bule...hehehe.. Bertanyalah saya soal asal muasal kejadian penamparan itu. Lalu si bule bilang dia tertangkap basah di hotel bersama perempuan lain. Waaahhh ya wajar donggg, kata saya... Si bule masih bersungut-sungut. Saya jadi berpikir mungkin tamparannya keras juga sampai membuatnya menggerundel begitu rupa. Katanya, ya marah wajar tapi ya jangan pakai menamparlah. Ya saya bilang "makanya jangan nakal". Jawabnya, "nakal sedikit okelah. Lagian saya lho sudah belikan dia BB. Jadi ya jangan namparlah.." Ya saya melongo..... Hubungannya antara BB dengan dilarang menampar apa ya, Sir?