Biasanya saya dan bapak saya punya selera yang sama soal acara televisi.
Sama-sama tidak tahan menonton dan mengikuti sinetron dan infotainment. Tapi
tahu-tahu beberapa hari yang lalu ketika saya memegang remote control Bapak
minta nonton sinetron saja. Padahal jam itu adalah jamnya siaran berita. Ketika
saya tanya kenapa, jawabnya “malas lihat berita, jadi merasa ga punya harapan
masa depan yang baik...” Itupun diucapkan dengan nada rendah. Walau tidak
setuju akhirnya saya pencet juga remote control ke stasiun TV yang memang jam
segitu sudah bersinetron. Dan seperti yang saya duga, tak lama beliau bertahan.
Tak lebih dari 15 menit sudah angkat bokong, ngeloyor pindah ke teras depan.
Jadi saya leluasa pindah ke televisi yang memberitakan negeri ini dengan segala
carut marutnya. Lalu kalimat bapak saya tadi terngiang kembali di telinga. Saya
jadi bertanya pada diri sendiri, apa gunanya berita seperti itu untuk saya?
Ya, apa sebenarnya gunanya berita seperti itu? Selama ini saya
menganggapnya sebagai informasi yang penting. Kenapa saya bilang penting,
karena saya merasa itu adalah hal terkini yang terjadi di negeri ini. Berarti
mempengaruhi kehidupan saya langsung atau tidak langsung. Saya juga merasa
bodoh jika dalam satu pembicaraan dengan topik seperti itu terus ternyata saya
tidak dapat mengikuti karena kurang informasi. Tapi setelah semua itu terus apa
untungnya mengetahuinya? Kata teman untungnya adalah jadi bisa menentukan
pilihan politik, termasuk memilih caleg, presiden, ataupun jabatan lainnya.
Benarkah, tanya saya. Dia tertawa, enggak juga. Katanya yang begitu-begitu
lebih banyak salah pilihnya daripada benarnya. Sebab sudah terlalu banyak yang
buruk ketimbang yang berbudi. Masih katanya, coba lihat di berita-berita itu,
bahkan mereka-mereka yang kita sangka orang baik dan pantas diberi
kepercayaanpun pada akhirnya terbukti korupsi juga. Iya juga sih, batin saya.
So, benarkah negeri ini begitu buruk sampai bapak saya yang sudah sepuh itu
merasa tak punya harapan? Jika benar,
alangkah menyedihkan tinggal di negeri ini ... hiks hiks .... Nah pas mikir betapa sedihnya itu pas
kemudian saya membuka salah satu koran nasional. Dari dulu koran tersebut
selalu menyediakan satu halaman yang memuat profil-profil yang menurut bahasa
sekarang menginspirasi. Yang dimuat tidak cuma orang asing. Malah sepengetahuan
saya lebih banyak orang lokal. Dan membaca salah satu dari mereka hari itu
membuat saya merasa memiliki harapan.
Ya, mereka orang-orang yang menurut saya memberi harapan dan membuktikan
bahwa bangsa ini tak seluruhnya hitam. Mereka berbuat sesuatu untuk orang lain.
Ada yang dengan bayaran minim tetap bertahan menjaga mercu suar di pulau
terpencil. Ada yang dengan dana sendiri membuat sekolah untuk masyarakat
sekitarnya. Ada yang dengan suka rela mereboisasi hutan demi menyelamatkan
sumber mata air. Ada yang menanami daerah pantai dengan bakau demi
menghindarkannya dari abrasi sekaligus memberi ruang hidup untuk kepiting. Ada yang
mengabdikan dirinya menjadi bidan dan guru di daerah terpencil. Ada yang nekad
membuat rumah sakit apung demi mereka yang tinggal di pulau-pulau yang minim
fasilitas kesehatan. Ada yang membuat bank sampah. Ada ..... ada ..... ada
...... Banyakkkkkkk....
Ya, mereka ada. Dan ironisnya para hero itu justru rata-rata mereka yang
ada di bawah, hidup tak berlebihan. Justru dalam kondisi seperti itu mereka
bisa berbuat sesuatu yang hebat. Bandingkan dengan para petinggi yang duduk di
kursi di awang-awang sana, yang ketika berkampanye bermanis mulut tapi
seringkali kemudian berakhir di gelandangan KPK.
Ya, saya yakin bangsa ini masih mempunyai harapan. Tak peduli betapa
terkenalnya kita sebagai negara korup, tetap saja ada orang-orang baik disini.
Ini menentramkan saya tentu saja, karena bagaimanapun buruknya sekarang, tapi
tetap ada harapan. Bagaimanapun hitam sekarang, tetap masih ada titik putih. Orang-orang baik belum sirna. Yang penting adalah bagaimana
menambah jumlahnya menjadi lebih banyak. Ya, menambah jumlahnya menjadi lebih
banyak, itu kata kuncinya. Dan seketika itu saya begitu sadar, BETAPA EGOIS HIDUP SAYA.........