Jumat, 13 Juni 2008

Suami-Suami Takut Istri

Sore ini sepulang kerja kepala saya penat sekali. Saking penatnya, saya sampai menolak untuk meng-up date berita dengan menonton Metrotv. Saya memilih menghibur diri dengan melihat tayangan komedi di Transtv yang judulnya Suami-Suami Takut Istri. Dan saya tertawa-tawa melihat aksi para pelakon itu. Tertawa-tawa melihat pelakon laki-laki yang notabene berperan sebagai suami berakting kesakitan karena dijewer, dicubit, dan di tarik rambut dekat telinganya oleh para pelakon perempuan yang notabene berperan sebagai istri.

Apa yang dipikirkan oleh para aktivis kesetaraan jender dan aktivis perempuan jika melihat tayangan ini? Apakah mereka akan melihat itu sebagai contoh kekerasan dalam rumah tangga? Atau penjajahan dalam rumah tangga? Hhahahhahaa .....

Saya belum jadi orang yang punya pengalaman berumah-tangga. Jadi sebenarnya saya tidak cukup kompeten untuk berbicara masalah ini. Tapi sebagai perempuan, terus terang saya merasa ngeri terhadap 'keganasan' ibu-ibu di lakon tersebut walau juga jengah dengan kenakalan para suaminya. Ngeri melihat berbagai perempuan dari berbagai daerah asal yang berbeda tetapi berkelakuan sama saja. Terus terang saya bingung jika harus menentukan sikap untuk berada di pihak mana dari kedua golongan itu. Jujur, saya tidak ingin berada di pihak ibu-ibu walau notebene mereka adalah kaum saya. Tapi untuk berpihak pada kaum bapak, saya juga ogah karena muak dengan sikap mereka yang suka mencuri-curi, persis seperti kucing.

Entah mengapa, terlepas dari sikap nakal para bapak, saya tetap beranggapan bahwa sikap yang ditampilkan oleh para ibu terlalu berlebihan kadar galaknya. Saya punya ibu yang saya pikir cukup galak juga (maaf bunda...... but i love u sooooooooo much, believe me, u're the best), tapi dibandingkan kegalakan para ibu di tayangan itu, kegalakan ibu saya tidak ada seiprit-ipritnya. Ibu-ibu di tayangan itu jauuuuuuuuuuuuhhhh lebih galak daripada ibu saya. Dan entah kenapa saya tidak merasakan aura keibuan mereka. Saya jadi cenderung berpikir untuk membenarkan tindakan para suami yang suka melirik si Pretty yang gemulai dan tidak suka menjewer itu. Siapapun akan akan mencari alternatif jika digencet dengan keganasan yang luar biasa seperti itu. Melirik si Pretty bisa jadi merupakan cara para suami untuk tetap bisa survive ditengah keganasan para istri. Hahaahhaah ..... saya bisa membayangkan kemarahan para ibu jika membaca omongan saya ini. Apalagi seperti yang saya bilang di atas, saya tidak punya cukup kompetensi untuk berbicara seperti ini. Tapi, tolong pikirkan bahwa seringkali kita perlu cermin untuk melihat diri sendiri bukan?

Seorang teman pernah bilang pada saya bahwa setelah menikah, hubungan dengan" mantan pacar" yang sekarang menjadi teman hidup yang sah akan berubah. Ada perasaan yang pasti berubah, tak lagi sama. Ketika saya tanyakan apakah itu karena tak ada lagi misteri yang tersisa, teman saya diam berpikir agak lama sebelum akhirnya menjawab dengan satu kata : mungkin.

Mungkin benar kata teman saya bahwa ada rasa yang akan berubah. Tapi toh saya yakin perubahan rasa itu bukanlah perubahan yang destruktif sebab toh terlihat begitu banyak pasangan yang sukses hidup tenang bersama keluarga mereka. Jadi mestinya cuma diperlukan suatu siasat dalam mentransformasi rasa itu hingga bermetamorfose menjadi sesuatu yang lebih indah. Berarti pasangan-pasangan dalam tayangan yang saya sebutkan tadi adalah mereka yang kurang berhasil dalam hal bermetamorfose ya? Buktinya yang terjadi adalah satu pihak terintimidasi oleh pihak yang lain.

Ahhh ...saya benar-benar tidak berkompeten bicara masalah ini. Hanya saja saya benar-benar ngeri jika suatu saat nanti saya tidak berhasil dalam proses transformasi dan hasilnya saya menjelma menjadi ibu-ibu yang ganas itu .... Sumpah saya ngeri ..... hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii .......



Minggu, 08 Juni 2008

Ulang Tahun .......




Sebentar lagi saya berulang-tahun. Pada hari tersebut biasanya ibu dan bapak akan menelepon, mengucapkan selamat dan aneka doa. Kakak-kakak juga akan melakukan hal yang serupa. Beberapa teman yang hapal dengan tanggal tersebut akan mengirimkan SMS dan e-mail. Dan teman-teman kantor biasanya menagih traktiran. Ehmmmmm ....ini yang kadang agak berat terlebih karena saya lahir di tanggal tua.....hehheehhee....

Tahun kemarin saya agak lupa dengan hari keramat itu. Padahal sebelumnya saya berpikir untuk membawa sekedar kue ke kantor. Untung warung nasi padang di depan kantor dengan sigap menyelamatkan saya. Dan satu kejutan datang dari seorang sahabat kental yang selama ini selalu berperan sebagai guardian angel bagi saya. Dia datang ke kantor dan meninggalkan kue tart di meja resepsionis tanpa memberikan nama pengirimnya. Untung saya sempat memergokinya. Lalu saya jadi menangis terharu .......huhuhuhhuhhuuuhuh .... (Thanks ya Mon....)

Tahun ini, apa yang akan saya dapat di hari keramat itu? Hahahahhaha ....asli saya mengharapkan sesuatu yang manis, apapun itu. Tempo hari seorang teman dari Qatar bilang sudah mengirimkan kartu untuk saya dan dia berharap sampai tepat pada waktunya. Belum menerimanya saja saya sudah merasa senang. Senang karena ada seseorang yang berusaha memperhatikan saya. Jadi apa berarti saya kurang perhatian ya? Hahhahahah .......

Sebenarnya apa sih esensi dari ulang tahun? Terus terang saya seringkali bingung harus berbuat apa selain berusaha tertawa bahagia setiap kali keluarga dan teman menyalami dan mendoakan saya. Lalu diam-diam ketika semuanya kembali sepi saya bertanya apakah memang seharusnya saya bahagia dengan umur saya yang makin dekat dengan garis finish? Seorang teman tahun lalu dengan bijak memberikan ucapan "selamat ulang tahun, semoga seluruh sisa umurmu adalah waktu yang penuh berkah, barokah, dan manfaat". Aaaahhhh ...... kata-kata yang berhasil memerindingkan bulu-bulu saya. Dan dengan segala hormat tanpa maksud mengecilkan semua ucapan dan doa dari yang lain, saya katakan bahwa ucapan itulah yang paling berhasil membuat saya duduk termenung dengan banyak pertanyaan berputar di kepala. Berapa sisa waktu yang akan saya dapat? Masih jauhkah? Atau tinggal selangkah lagi? Apakah saya sudah memanfaatkan waktu yang sudah lewat untuk hal yang tepat? Atau saya membuangnya begitu saja tanpa saya sadari? Dan untuk semua pertanyaan itu saya cuma punya satu jawaban : entahlah .....

Saya selalu menilai diri saya sebagai orang yang biasa-biasa saja. Dalam artian saya merasa bukan dalam golongan orang yang meraih sukses yang spektakuler. Saat membuka-buka majalah bisnis, saya bisa temui orang-orang lain seangkatan saya telah berada di level manager atau bahkan lebih atau malah sudah berhasil mengembangkan usaha sendiri dengan omzet yang berlimpah. Tapi saya ....ehmm .....saya belum juga sampai di level tersebut. Seorang teman yang lain yang beberapa tahun lebih muda dari saya bersiap ke Australia untuk bekerja sembari kuliah lagi. Saya kagum dengan keberaniannya berkeputusan. Dan jika saya menengok ke arah lain, tampak teman-teman yang terlihat hidup tenang dalam rumah nyaman bersama keluarga kecil masing-masing.

Ehmmmmmm ...... jujur setiap kali ulang tahun saya merasa gamang. Apa yang sudah teraih? Apa yang terlewatkan? Apa yang terbuang sia-sia? Apa yang akan datang? Apa ...? Apa ...? Apa...? Entah berapa apa yang lain yang membuat saya merasa tak lengkap. Dan memang satu hiburan yang menyenangkan walau tak bisa dianggap sangat ampuh adalah ucapan selamat dan doa dari mereka-mereka yang di sekitar.

Oh ya, masih ada satu pertanyaan tersisa, apakah saya termasuk yang tidak tahu bersyukur ketika memikirkan ini semua? Jawabnya masih tetap sama : entahlah ......

Jadi..... tolong temani dan hibur saya ketika ulang tahun tiba ... heheheheehe.....

Minggu, 01 Juni 2008

PLTC = Pembangkit Listrik Tenaga Cinta


Cinta. Sungguh dahsyat sesuatu yang digambarkan oleh tiga huruf konsonan dan dua huruf vokal itu. Tempo hari seorang teman becerita bahwa sedang jatuh cinta. Maka seperti lagu yang dirasakannya adalah berjuta keindahan dan berjuta warna. Full color deh pokoknya, kata dia. Energinya langsung otomatis bertambah berlipat-lipat hanya karena mendapat pemandangan pipi putih yang berubah merah karena malu. Dan si empunya pipi tentu saja si gadis kepada siapa teman saya jatuh cinta. Dengan energi itu teman saya bilang bisa melakukan apa saja demi si pipi putih yang tadi bersemu itu. Ahhhhh cinta........


Seorang teman yang lain bercerita bahwa dia sedang bekerja keras sekarang, demi rencana menikah tahun depan. Demi itu dia rela mengambil jam lembur yang cukup gila dan sedikit meninggalkan kesenangannya untuk browsing internet demi menghemat rupiah. Hebatnya, jam lembur yang panjang tak membuat fisiknya rapuh ataupun menghilangkan seri wajahnya. Ahhhhh cinta.......


Seorang teman yang lain lagi melakoni paling tidak dua profesi sampingan selain kerja kantorannya. Hari Sabtu dan Minggu ketika saya lebih memilih untuk bergelung di kasur sampai matahari jauh tinggi, dia malah sebuk keluyuran kesana-kemari, mengurus kedua profesi sampingannya. Dan ketika saya tanyakan kenapa tidak ambil libur saja di hari itu, katanya sayang karena hasilnya bisa membantu mempercepat terwujudkan mimpi akan sebuah rumah manis untuk anak istri. Jadi, sementara saya merasa berhak untuk bermalas-malas, dia malah dengan gairah tinggi 'membanting tulang-tulangnya' di kedua hari itu. Ahhhhh cinta.....


Seorang teman lagi yang lain dengan perkasa menjalani nyaris sepuluh jam perjalanan dengan sepeda motor. Dan kunci keperkasaannya adalah seorang gadis mungil yang baru saja mahir berjalan yang akan langsung meminta digendong begitu melihatnya. Apa yang terjadi kalau kau tidak menempuh sepuluh jam itu, tanya saya. Jawaban teman saya adalah bahwa dia justru akan kelimpungan karena si kecil itulah yang membuatnya gagah perkasa. Ahhhhhh cinta .......


Itulah dahsyatnya cinta. Rasanya selama tahunan belajar fisika tak pernah sekalipun saya mendapati penyebutan cinta sebagai sumber energi. Padahal kenyataannya begitu banyak manusia di muka bumi ini jadi full power dan gagah perkasa seperti Hercules hanya dengan sebuah cinta. Mungkin perlu diadakan sebuah penelitian ilmiah mengenai cinta sebagai pembangkit tenaga atau sumber energi. Siapa tahu hasilnya bisa menggantikan sumber-sumber energi yang ada saat ini. Bukankah akan hebat jika energi yang dihasilkan cinta bisa menggantikan bahan bakar minyak dan listrik? Bayangkan saja jika bisa dibuat sebuah pembangkit listrik tenaga cinta..... Woooowwww cool, man....! Pasti akan ramah lingkungan alias tanpa polusi, emisi, atau bahan berbahaya lainnya. Bayangkan jika saja sekumpulan orang yang sedang mabuk cinta bisa membebaskan lingkungannya dari krisis litrik. Hebat dan sangat berguna kan....? Lalu bagaimana jika kemudian mereka tak sedang jatuh cinta? Apakah suplai energi akan jadi terhambat? Ehmmmm ... mungkin, tapi bukankah cinta melingkupi kita semua setiap hari, setiap saat, setiap detik? Karena cinta tak hanya tertuju pada pasangan saja. Banyak obyek yang tak kalah asyik dan menarik untuk ditumpahi rasa cinta. Jadi rasanya tak akan tersendat suplainya karena selalu ada sesuatu atau seseorang untuk dicintai dengan banyak alasan.


Jadi, ada yang setuju untuk jadi bagian dari pembangkit listrik tenaga cinta? Heheheheheehehe ......


Ahhhhh cinta ..... saya jadi kepingin jatuh cinta lagi malam ini, walau sudah terlebih dahulu jatuh cinta pada bantal dan kasur saya ......