Minggu, 24 Januari 2010

Bernyanyi

Akhir-akhir ini saya agak rajin mengikuti tontonan kontes menyanyi untuk anak-anak di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Juga sempat berkirim SMS untuk mendukung salah satu kontestan yang menurut saya berpenampilan bagus. Sumpah SMS itu saya kirimkan secara sukarela, tanpa ada paksaan apapun. Lha wong saya kenal dia saja enggak ..heheheehe .... Konon menurut artikel yang pernah saya baca dulu, peserta kontes seperti ini kadang mengirim banyak SMS untuk mendukung dirinya sendiri. Tentu saja bukan dia yang langsung melakukannya karena toh dia sudah disibukkan oleh jadwal kegiatan yang katanya padat sekali. Keluarga dan orang-orang di sekitarnyalah yang membantu melakukannya. Ehmmm .... terlepas dari rumor tersebut, terusterang saya sangat salut dengan anak-anak itu. Salut dengan kualitas suaranya, salut dengan keberaniannya, salut dengan kepercayaandirinya, dan lain lain ..... Malahan menurut saya banyak dari mereka yang menunjukkan kemampuan bernyanyi di atas kemampuan mereka-mereka yang mengaku penyanyi dan sudah menelurkan album rekaman.

Jujur, saya sangat salut anak-anak itu bisa berolah suara hingga seperti itu. memang sih kadang ada juga yang terdengar agak fals di satu dua bagian atau mengambil nada terlalu rendah di bagian awal. Tapi tak terlalu fatal. Alias secara kumulatif terdengarnya baik-baik saja di kuping saya, mungkin juga bagi kuping-kuping orang lain. Dan kalaupun ada yang mengganggu, menurut saya adalah materi lagu yang mereka nyanyikan rata-rata lagu orang dewasa yang nota bene berkisah tentang cinta. Yaaaa ada sihhh beberapa kata yang diganti, cuma tetap saja bagi saya itu menunjukkan kurangnya perbendaharaan lagu anak-anak.

Nahhhhh soal menyanyi..ehmmmm aslinya saya sangat salut dengan mereka karena berkaca pada diri saya sendiri yang tidak bisa menyanyi ...hehhehehehe .... Sumpah saya tidak bisa bernyanyi. Suara saya selalu terdengar aneh jika dibuat bernyanyi. Atau jangan-jangan untuk berkata-kata pun aneh? OOOhhh tidak ..... hehhehehee ... Dulu semasa sekolah ada dua mata pelajaran yang saya takuti : olah raga dan seni suara. Di kedua mata pelajaran itu saya sungguh mati kutu. Badan saya yang dari dulu tak pernah mencapai bobot ideal tak pernah bisa diajari olah raga dengan baik dan benar. Saya tidak bisa melakukan serve dengan benar di olah raga bola voley. Tidak juga bisa menerima bola dengan baik, apalagi membuat smesh..... ahhahaha .... Tak cuma itu, saya juga tidak bisa bermain badminton, pingpong, loncat tinggi, atau bentuk olah raga yang lain. Satu-satunya olah raga yang saya bisa adalah lari ...ahahahahhaa .... tapi sungguh saya unggul dibandingkan teman-teman sekelas saya untuk yang satu itu. Tapi tentu saja jangan dipikir saya punya kemampuan seperti Marion Jones.

Kalau di olah raga paling tidak saya bisa berlari, tak demikian halnya di seni suara. Sungguh pelajaran itu menyiksa batin saya walau jatahnya cuma dua jam pekajaran seminggu. Suara saya yang aslinya sudah tak keruan menjadi lebih tak keruan ketika dalam kondisi tertekan. Saya tidak pernah bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan baik. Selalu saja saya kehabisan suara di tengah-tengah lagu. Awalanya saya pikir waktu ambil nada awal terlalu tinggi. Tapi ternyata ketika direndahkan juga tetap tidak bisa.... ahhahahahaah .... jadilah saya menyanyikan lagu kebangsaan ini dengan suara tercekik-cekik. Dan tentu saja teman-teman sekelas saya mendapat hiburan gratis. Sepanjang ingatan, saya cuma agak sukses ketika menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dan Padamu Negeri. Untuk Indonesia Raya ...ya Allah bukan berarti saya tidak mencintai negeri ini kalau saya tidak bisa menyanyikannya dengan baik sampai saat ini. Untuk lagu daerah, saya agak sukses juga ketika menyanyikan Injit-Injit Semut. Dannnnn sebenarnya suksesnya bukan karena saya bisa menyanyikan dengan baik, tapi lebih karena saya dianggap oleh guru SD saya membawa lagu baru ke kelas. Artinya, pada saat saya kelas 5 SD teman-teman saya masih banyak yang belum mengenal lagu Injit-Injit Semut dan sayalah yang mengenalkannya kepada mereka .... hahahhahaha ..... Waktu SMP guru saya memberi petunjuk bahwa agar bisa menyanyi dengan baik saya harus membuka mulut hingga selebar tebal dua jari tangan. Tapi hasilnya bagi saya ya sama saja. Tetap saja saya menyanyi dengan suara tercekik-cekik. Dan pada masa sekolah dulu jika bisa saya akan dengan suka rela menukar dua jam pekajaran Seni Suara dengan empat jam Matematika atau Bahasa Inggris atau Fisika .... atau jika memang boleh saya akan rela menukarnya dengan dua jam mata pelajaran Kimia walaupun saya termasuk pembenci Kimia.

Ternyataaa.... ketidakbisaan menyanyi ini saya dapat dari gen bapak saya. Nahhhh ini dia masalahnya .... Konon pada masa sekolahnya dia juga mengalami hal yang mirip-mirip dengan yang terjadi pada saya. Menurutnya dia dulu cuma bisa menyanyikan satu lagu yaitu Naik-Naik Ke Puncak Gunung. Dan itupun dinyanyikannya sambil bersembunyi di balik papan tulis. Ehmmm ...sepertinya track record saya agak sedikit lebih baik ... Tapiiii jangan coba bandingkan dengan ibu saya. Percaya atau tidak ibu saya punya suara merdu yang sangat cocok untuk jenis lagu keroncong. Makanya ibu saya sempat mengeryit heran ketika saya mengadu saya tidak bisa menyanyi Indonesia Raya tanpa merasa tercekik. Tapi keheranan itu tentu saja terjawab ketika bapak saya bercerita masa-masanya menyanyikan Naik-Naik Ke Puncak Gunung di balik papan tulis ..ahhahahaha ......

Sekarang setelah lepas dari kewajiban bernyanyi malahan saya dikenal oleh teman-teman saya sebagai si pemilih untuk urusan lagu dan musik.... Menurut mereka saya sok selera tinggi karena saya menyediakan kuping saya untuk musik klasik dan jazz, dua jenis musik yang sebenarnya saya tidak banyak tahu bahkan judulnya, juga tidak banyak mengerti tapi bagi saya seringkali lebih nyaman di telinga dibanding musik lain. Jadi alasan saya cuma masalah enak di telinga saja, bukan hal-hal tinggi di baliknya. Dannnn jika menengok track record saya yang penuh dengan suara tercekik-cekik ehmmmm... memang wajar jika mereka menganggap saya sok .... ahahahahahaha ....

Terakhir, berbahagialah kalian bocah-bocah yang bisa menyanyi dengan baik tanpa suara tercekik-cekik ....

Tidak ada komentar: