Minggu, 20 Juli 2008

Bilik Pribadi Penuh Gombal

Saya baru saja menyadari betapa banyak SMS tersimpan dalam telepon genggam saya. Jumlahnya 121 buah! Adakah yang menyimpan SMS lebih banyak dari saya? Mungkin ada. Dan kalau memang begitu maka bisa jadi kita setipe, yaitu termasuk tipe orang yang suka menyimpan aneka macam gombal. Itu tadi berdasarkan definisi yang dibuat oleh seorang teman saya untuk mereka yang suka menyimpan aneka macam SMS dalam telepon genggamnya.

Karena tidak cukup terima disebut sebagai penyimpan gombal, maka saya memutuskan untuk membersihkan inbox saya dengan terlebih dahulu melihat 'gombal' apa saja yang ada di dalamnya. Ternyata yang ada didalamnya memang beragam. Ada alamat rumah atau kantor seseorang, e-mail address, nomor rekening, nomor telepon, judul buku dan pengarangnya, doa, dan ...... kata-kata khusus dari orang-orang yang khusus atau yang pernah jadi khusus..... hehhehehe..... mungkin ini yang dimaksud oleh teman saya sebagai 'gombal'. Dan ternyata dari semuanya, justru 'gombal' yang terakhir inilah yang paling susah untuk dimusnahkan. Karena kalau yang lain-lain saya bisa dengan gampang menyalinnya ke dalam buku catatan saya. Sedangkan 'gombal' yang terakhir itu tidak bisa disalin begitu saja karena terasa banyak kandungan materi intinya yang hilang. Saya jadi tak rela untuk menghapusnya. Dan saya jadi rela disebut sebagai penyimpan gombal.


Ehmmmmm ....gombal ..... Sebenarnya bagi saya SMS-SMS tersebut bukanlah gombal. Pada masanya SMS-SMS merupakan sesuatu yang berkilau bagai berlian, bagi saya tentu saja. Dan percaya atau tidak, saya pernah hampir menangis hanya karena satu SMS 'gombal' itu secara tidak sengaja terhapus karena salah pencet. Terakhir malah saya menolak untuk melakukan up grade software di telepon genggam saya lantaran tidak siap kehilangan semua 'gombal-gombal' itu. Padahal dengan melakukan up grade software maka saya bisa memasukkan yahoo messenger ke dalamnya. Tapi ternyata saya lebih rela tidak ber-yahoo messenger daripada kehilangan si 'gombal' tersayang.

Mengetahui hal ini, seorang teman mentertawakan saya. Karena dia adalah orang yang biasa langsung menghapus SMS yang masuk begitu selesai membacanya. Baginya tak ada pesan yang cukup berharga untuk disimpan. Ah .... terserah saja kata saya. Toh semua orang bisa punya pendapat yang berbeda kan, bantah saya

Jadi sebenarnya telepon genggam bagi saya bukanlah sekedar sarana untuk berkomunikasi. Telepon genggam juga seperti bilik pribadi bagi saya. Di dalamnya saya menyimpan pernak-pernik, termasuk 'gombal-gombal' tersebut. Cuma saya tidak pernah menyimpan yang terlalu pribadi di dalam 'bilik' tersebut. Hal paling pribadi yang saya simpan di dalamnya adalah 'gombal-gombal' tadi. Saya pernah membaca bahwa seorang penulis terkenal menyimpan ide-ide untuk tulisannya dalam telepon genggamnya. Seorang pemusik juga merekam senandungnya disana dan membuat lagu yang indah dari senandung tersebut. Teman saya menyimpan celoteh anaknya juga di dalamnya. Dan lihat juga bagaimana seorang selir petinggi negeri ini menyimpan rekaman video dan foto-foto dengan 'bapaknya' juga di dalam telepon genggamnya. Saya rasa mereka semua hanyalah sebagian kecil dari mereka-mereka yang membangun bilik pribadinya di dalam sebuah telepon genggam. Dan rasanya ini adalah sebuah perlawanan terhadap sebuah pernyataan bahwa telepon genggam adalah satu produk teknologi yang mendobrak semua batas privat. tak disangkal bahwa pernyataan tersebut benar adanya. Tapi sungguh benar pula bahwa ketika satu jenis privat terdoprak tapi kemudian orang-orang seperti saya justru menciptakan bilik privat di dalam ketidak-privatan itu ....Ehmmmmm ...terpikirkah oleh siapapun penemu telepon genggam bahwa dia telah menciptakan semacam buku harian baru bagi saya dan orang-orang penyuka 'gombal' lainnya. Dan sungguh saya berharap dia mendapatkan pahala dari Tuhan atas ciptaan yang tidak disengajanya itu ...hahahhahahahaha ....

Tidak ada komentar: